Imlek 2022

Sejarah dan Tujuan Perayaan Cap Go Meh, Begini Arti Sebenarnya Gong Xi Fa Cai

Penulis: Mariana
Editor: Murhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pemotongan Kue Keranjang raksasa di acara Cap Go Meh di Q Mall Banjarbaru, Minggu (28/2/2021).

Dalam kepercayaan orang Tionghoa, ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan selama Tahun Baru Imlek.

Beberapa hal yang dilarang ini dipercaya bisa menghilangkan keberuntungan atau membawa nasib buruk, seperti membersihkan atau menyapu rumah saat tahun baru Imlek, memotong rambut, dan yang lainnya.

Saat Cap Go Meh, larangan untuk hal-hal di atas akan berakhir. Ini karena tujuan perayaan Cap Go Meh merupakan penanda berakhirnya perayaan Imlek.

Tradisi Cap Go Meh

Berbagai tradisi mengiringi perayaan malam puncak Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh. Tradisi ini berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Tergantung dari kearifan lokal yang dibawa oleh masyarakat Tiong Hoa yang berada di sana.

Secara umum, Tradisi Cap Go Meh dimulai dari memasak hidangan khas seperti kue kerangjang atau ti kwe. Hidangan serupa dodol china ini disantap bersama keluarga saat perayaan Imlek.

Selain itu, berbagai pertunjukkan digelar selama puncak perayaan. Masyarakat akan menggelar arak-arakan Toapekong, yakni patung dewa-dewi yang berada di kelenteng ke jalan untuk menolak bala di jalan yang dilaluinya.

Toapekong diarak dengan pertunjukkan singa Barongsai dan naga Liong. Ada juga atraksi yang menyeramkan seperti Tatung yang sering digelar di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

1. Kue keranjang

Kue keranjang adalah makanan khas Imlek yang terbuat dari tepung beras ketan. Dalam bahasa Mandarin, keu keranjang disebut Nian Gao atau Ti Kwe dalam bahasa Hokkian.

Seperti diberitakan Harian Kompas, Sabtu (13/2/2010), kue keranjang dijadikan sesaji di meja abu leluhur warga Tionghoa saat Tahun Baru Imlek tiba.

Setelah melewati 15 hari pada bulan pertama Imlek atau bertepatan dengan Cap Go Meh, kue keranjang baru diturunkan dari meja abu dan disantap bersama keluarga.

Bentuk kue yang bundar melambangkan keutuhan keluarga dan bahannya yang lengket menunjukkan kedekatan ikatan anggota keluarga.

Biasanya kue dipotong-potong persegi dan dicampur dengan telur dan garam sebelum digoreng. Rasanya yang manis dan legit, menyiratkan makna agar kehidupan di tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tidak ada catatan pasti kapan pertama kali kue keranjang dibuat.Bisa jadi, perantau dari daratan Tiongkok sana,membawa resep ini ke Indonesia bersama dengan sutra dan keramik China.

Halaman
1234

Berita Terkini