BANJARMASINPOST.CO.ID - Sebelum beraktivitas pagi kita kaum muslimin bisa lebih dulu menunaikan Shalat Isyrag.
Shalat sunnah dua rakaat ini dikerjakan sebelum Shalat Dhuha. Simak penjelasan Buya Yahya soal shalat sunnah ini bnerikut niat dan panduannya.
Umat Islam yang melaksanakan ibadah shalat sunnah termasuk Shalat Isyraq, akan mendapatkan pahala.
Shalat isyraq dikerjakan pada pagi hari, yang mana waktu pelaksanaannya mensekati shalat dhuha.
Bagaimana tata cara Shalat Isyraq?
Baca juga: Hukum Mengerjakan Puasa Ayyamul Bidh Selain Tanggal 13, 14,15 di Bulan Hijriyah, Ini Kata Buya Yahya
Baca juga: Buya Yahya Peringatkan Untuk Tinggalkan Hal-hal Ini di Bulan Syawal, Tangkal Dengan Perbanyak Shalat
Buya Yahya menjelaskan terdapat perbedaan pendapat tentang adanya shalat isyraq.
Menurut Imam al-Ghazali, Imam as-Suyuthi, dan Syekh Alil Muttaqi al-Hindi, shalat Isyraq bukan shalat Dhuha, sedangkan menurut kebanyakan ulama adalah shalat Dhuha.
Dalil yang mendasari kesunnahan shalat Isyraq di antaranya adalah hadits berikut:
كَانَ إِذَا أَشْرَقَتْ وَارْتَفَعَتْ قَامَ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَإِذَا انْبَسَطَتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ فِي رُبُعِ النَّهَارِ مِنْ جَانِبِ الْمَشْرِقِ صَلَّى أَرْبَعًا (رواه الترمذي والنسائي وابن ماجه من حديث علي)
Artinya, “Ketika matahari terbit dan mulai naik (satu atau dua tombak) maka Rasulullah ﷺ berdiri dan shalat dua rakaat; dan ketika matahari mulai menjulang tinggi dari arah timur dalam seperempat siang maka beliau shalat empat rakaat.” (HR at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah dari hadits Ali t).
(Abdurrahman bin Husain al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamlil Asfâr fî Takhrîji Mâ fil Ihyâ’ ‘anil Akhbâr pada Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn, [Dârul Kutubil Islamiyyah], juz I, h. 197).
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا زَالَتِ الشَّمْسُ مِنْ مَطْلَعِهَا قِيْدَ رُمْحٍ أَوْ رُمْحَيْنِ كَقَدْرِ صَلَاِة الْعَصْرِ مِنْ مَغْرِبِهَا صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ أَمْهَلَ حَتَّى إِذَا ارْتَفَعَ الضُّحَى صَلَّى أَرْبَعًا. (رواه الترمذي والنسائي وابن ماجه من حديث علي. حسن)
Artinya, “Ketika matahari bergeser dari tempat terbitnya seukuran satu atau dua tombak, sebagaimana ukuran waktu shalat Ashar dari Maghribnya, maka Nabi ﷺ shalat dua rakaat, kemudian beliau diam (tidak shalat) sampai ketika waktu Dhuha naik, maka beliau shalat empat rakaat.” (HR at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah dari hadits Ali. Hadits hasan).
(‘Ubaidillah bin Muhammad Abdissalam al-Mubarakfuri, Mir’âtul Mafâtîh Syarhu Misykâtul Mashâbîh, 1984, IV: 346-347).
Baca juga: Niat dan Tata Cara Shalat Hajat, Ustadz Adi Hidayat Tekankan Untuk Dilakukan Dengan Benar & Khusyu
Baca juga: Keutamaan Qadha Ramadhan Sebelum Puasa Syawal 6 Hari, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Boleh Digabung
"Bagi yang menyatakan ada adalah ada. Anjuran shalat isyraq diriwayatkan at-Tirmidzi," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.