Baca tanpa iklan
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Komoditi Sarang Burung Walet (SBW) merupakan salah satu komoditas ekspor yang mempunyai nilai jual tinggi.
Komoditi ini kini dan menjadi salah satu komoditas ekspor strategis nasional yang mengalami peningkatan permintaan setiap tahun dari berbagai negara tujuan ekspor. Termasuk dari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Saat Selasa (7/6/2022), Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin kembali melepas ekspor 50 kilogram Sarang Burung Walet milik PT Agrika Gatya Arum tujuan Hongkong yang total nilainya Rp 787,5 juta
Kegiatan berlangsung di halaman Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. wilayah kerja Bandara Internasional Syamsudin Noor di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalsel.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin., Nur Hartanto, mengatakan, saat ini Kalsel memiliki 155 rumah walet.
Baca juga: Cendana, Bajakah, Hingga Rempah untuk Keperluan Kematian Ada di Pasar Sentra Antasari Banjarmasin
Baca juga: Lezat Untuk Aneka Olahan Makanan, Ini Lokasi Sentra Pisang di Banjarmasin
Semua sudah teregistrasi di Balai Karantina Pertanian dan Sarang Burung Walet yang diekspor berasal dari rumah walet tersebut.
“Sarang Burung Walet yang diekspor dari Kalimantan Selatan merupakan SBW yang berasal dari rumah-rumah Burung Walet dan kami dari Karantina Pertanian Banjarmasin telah melakukan serangkaian tindakan Karantina untuk memastikan bahwa Sarang Burung Waet yang diekspor telah memenuhi persyaratan teknis Internasional atau Sanitary and Phytosanitary Measures serta Protokol negara tujuan,” ujarnya.
Prsyaratan ekspor Sarang Burung Walet secara umum sangat mudah. Boleh diekspor hanya yang sudah melalui proses pembersihan terlebih dulu, baik dari bulu burung Walet maupun kotoran lain yang menempel.
Berdasarkan data Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Vancouver, 2017 – Kementerian Perdagangan, Indonesia merupakan produsen Sarang Burung Walet terbesar di dunia. Memasok lebih 78 persen pasar dunia.
Mengacu pada data dari sistem otomasi perkarantinaan atau IQFAST, ekspor SBW di Kalimantan Selatan hingga awal Juni 2022 telah mencapai 321 kilogram dengan nilai total hingga Rp 5,19 miliar.
Baca juga: Dugaan Korupsi, Saksi Serahkan Rp 100 Juta untuk Bupati HSU nonaktif Abdul Wahid di Bandara
Baca juga: Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan Bendungan Tapin, Kejati Kalsel Belum Tetapkan Tersangka
Sedangkan untuk periode yang sama di tahun 2021, ekspor Sarang Burung Walet hanya sebanyak 11 kilogram dengan total nilai Rp 181 juta. Dari data tersebut, terlihat bahwa telah terjadi peningkatan yang sangat signifikan.
“Karantina Pertanian Banjarmasin akan terus memberikan dukungan dan apresiasi kepada eksportir dan calon eksportir baik melalui bimbingan teknis maupun kemudahan dalam pengurusan dokumen karantina. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian SYL untuk akselerasi ekspor dan juga mensukseskan program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) Kementerian Pertanian.” ungkap Nur.
Sementara itu, Direksi PT Agrika Gatya Arum, Hery Gema, mengatakan, sangat membantu dan berperan penting dalam melakukan bimbingan, monitoring serta evaluasi terhadap rangkaian proses.
Sehingga, kualitas Sarang Burung Walet yang dihasilkan, layak dan aman dikonsumsi, serta memenuhi persyaratan negara tujuan.
“Kami sangat berterima kasih kepada Badan Karantina Pertanian terutama Karantina Pertanian Banjarmasin, karena telah sangat mendukung dan membantu kami dalam proses ekspor SBW dengan kemudahan layanan dalam pengurusan dokumen karantina. Kedepannya kami berharap, selain dapat meningkatkan volume ekspor, juga dapat menambah negara tujuan ekspor.” ucapnya.