BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), membentuk Program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG).
Program yang dilaksanakan di Desa Pawalutan, Kecamatan Banjang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) itu sebagai bentuk implementasi, dari kerjasama yang telah disepakati sebelumnya, antara ULM dan KLHK.
DMPG merupakan program pemulihan ekosistem gambut berbasis masyarakat, yang dilakukan di luar kawasan hutan dan konsesi.
Program itu dibentuk dengan tujuan mendorong pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, termasuk potensi ekonominya secara berkelanjutan.
Baca juga: Pulihkan Ekosistem Gambut Dampak Karhutla, Fahutan ULM dan KLHK RI Jalankan DMPG di 7 Desa di Kalsel
Baca juga: Loksado Harus Kuat Pertahankan Kekayaan, Ini Kata Dosen Fakultas Kehutanan ULM
Baca juga: Tim Fakultas Kehutanan ULM Beri Pelatihan Penyadapan Nipah kepada Masyarakat Tabunganen Kecil
Diharapkan keberadaan DMPG dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat, melalui revitalisasi ekonomi.
Peningkatan kesejahteraan itu kemudian diharapkan pula, dapat menekan degradasi ekosistem gambut.
Agar terarah dalam melaksanakan Program DMPG, masyarakat Desa Pawalutan didampingi secara langsung oleh Tim Fakultas Kehutanan ULM.
"Pendampingan tentunya kami lakukan mulai dari perencanaan, hingga pelaksanaan kegiatan. Semua itu dilakukan guna memastikan program ini berjalan dengan lancar," kata Dekan Fakultas Kehutanan ULM, Dr Kissinger, Kamis (2/5/2024).
Melalui program DMPG yang dilaksanakan mulai tahun 2021-2023, Tim Kerja perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (TK-PPEG) telah menjalankan usaha ternak kambing etawa dan penanaman pohon.
Awal memulai program DMPG pada 2021 lalu, masyarakat Desa Pawalutan mendapatkan dana dari pemerintah sebesar Rp 36 Juta.
Dana tersebut digunakan untuk membeli 10 ekor kambing etawa, terdiri dari sembilan betina dan satu ekor jantan.
Meskipun sempat mengalami kemunduran disebabkan banyaknya anak kambing yang mati, namun Dekan mengklaim bahwa saat ini perkembangan ternak kambing etawa perlahan semakin meningkat.
"Kematian banyaknya anak kambing pada 2022 lalu disebabkan oleh virus. Tapi kami tidak mau menyerah, dan terbukti peningkatannya terus terjadi sampai sekarang," jelasnya.
Diungkapkan Dekan, bahwa saat ini tugas besar pemerintah daerah setempat beserta instansi terkait adalah menjadikan ternak kambing etawa tersebut semakin berkembang.
Sebab menurutnya, saat ini ternak kambing etawa warga Desa Pawalutan sudah menjadi raw model masyarakat dan desa-desa di sekitar.