Berita Kalteng

Diduga Gelapkan Dana Penjualan Gabah Rp800 Juta, Ketua Bumdes Lampuyang Kotim Dilaporkan ke Polisi

Ketua BUMDes Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit berinisial MA menghilang. Ia diduga menggelapkan dana penjualan gabah Rp800 juta

Editor: Hari Widodo
Muksin untuk Tribunkalteng.com
PENJUALAN GABAH - Kepala Desa Lampuyang, Muksin memperlihatkan bukti laporan ke polisi terkait dugaan penggelapan dana penjualan gabah oleh ketua BUMDes Lampuyang sebesar Rp800 Juta, Senin (10/11/2025).    

BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT – Ketua BUMDes Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah (Kalteng) dilaporkan ke polisi.

Pria berinisial MA itu diduga telah menggelapkan dana penjualan gabah dari Bumdes ke Bulog sebesar Rp800 juta. Kini ketika ulahnya terendus warga, MA justru menghilang tanpa khabar.

Kepala Desa Lampuyang, Muksin membenarkan, adanya dugaan penyalahgunaan dana tersebut. 

Ia menegaskan, tindakan itu bukan dilakukan atas nama lembaga, melainkan murni ulah pribadi oknum ketua BUMDes.

“Benar, itu murni perbuatan pribadi oknum ketua BUMDes. Pemerintah desa tidak terlibat dalam hal itu,” tegasnya saat dikonfirmasi, Senin (10/11/2025).

Baca juga: Duduk Perkara Kasus Penggelapan Dana Konser TWICE, Seret Melani Promotor Mecimapro Jadi Tersangka

Menurut Muksin, program pembelian gabah petani melalui BUMDes semula berjalan dengan baik.

Setiap hasil panen dijual ke Bulog, dan pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan bersama. 

Namun belakangan, dua tahap pencairan terakhir tidak pernah dilaporkan oleh MA, hingga akhirnya warga mulai curiga.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lampuyang Sahamudin ikut melapor ke Polres Kotim, mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya mencari kejelasan terkait dana tersebut. 

Hasil pengecekan ke Bulog mengungkap bahwa seluruh pembayaran telah ditransfer ke rekening pribadi MA.

"Kami dapat konfirmasi langsung dari Bulog, semua dana sudah ditransfer. Tapi ke desa tidak pernah ada laporan, makanya kami curiga,” ujarnya saat ditemui di Sekretariat PWI Kotim.

Sahamudin bersama Ketua Koperasi Merah Putih Lampuyang, Saidun, sempat berusaha melacak keberadaan MA dengan menghubungi pihak keluarga maupun mendatangi beberapa lokasi yang biasa didatangi MA. 

Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.

“Sampai sekarang belum diketahui di mana dia berada. Kami tetap berharap ada itikad baik untuk menyelesaikan ini secara kekeluargaan,” tambahnya.

Selain dana BUMDes, MA juga dilaporkan memiliki tunggakan kepada sejumlah petani yang menggiling padi di tempat usahanya. 

Baca juga: Makin Runyam, Ayu Chairun Nurisa Gugat Ashanty Rp100 Miliar Usai Jadi Tersangka Kasus Penggelapan

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved