BPBD Balangan Ungkap Hotspot dari Wilayah Areal Tambang

BANJARMASINPOST.CO.ID,BALANGAN - Sejak Kabupaten Balangan berstatus siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melakukan beragam upaya untuk pencegahan. Posko induk sebagai pusat informasi juga didirikan di halaman Kantor BPBD Balangan. Kemudian Satgas Karhutla dikerahkan untuk sosialisasi ke desa-desa.

Disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Balangan H Rahmi, kewaspadaan terhadap Karhutla selalu ditingkatkan, mulai dari pencegahan hingga penanganannya.

Kendati pernah berada disituasi kemarau ekstrem, menurut Rahmi, di Balangan bisa dikatakan sedikit Karhutla. “Memang sempat ada beberapa hotspot (titik panas), khususnya di Kecamatan Juai dan Kecamatan Halong, namun itu merupakan hotspot dari wilayah pertambangan,” terang Rahmi, Kamis (25/9).

Saat ini, ujarnya, situasi Karhutla menurun karena musim kemarau disertai hujan atau kemarau basah. Namun BPBD Balangan tidak menurunkan kewaspadaan. Satgas tetap dikerahkan untuk patroli pada kawasan yang rawan, baik di daerah pegunungan atau pada wilayah rawa.

Sementara jumlah titik panas di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) pada 2025 jika dibandingkan musim kemarau tahun lalu mengalami penurunan. Ini karena tahun ini merupakan kemarau basah yang masih sering hujan.

Baca juga: Titik Panas di Kalsel Terbanyak Berada di HSS, Muncul di Lahan Tidur dan Perkebunan 

Baca juga: Ibnu Sina Mundur dari Ketua Demokrat Kalsel, Pentolan Dozer Ini Jadi Pengganti Sementara

Kepala BPBD HSU Syamrani mengatakan titik panas terpantau di Kecamatan Babirik dan Desa Pinangkara Kecamatan Amuntai Tengah. Namun saat ini mulai banyak lahan rawa yang berair.

“Beberapa kali kebakaran yang terjadi di Kabupaten HSU memang berada cukup jauh dari permukiman,” ujarnya.

Lahan yang terbakar biasanya berada jauh dan susah untuk diakses warga sehingga perlu upaya keras untuk melakukan pemadaman. Untuk melakukan pencegahan saat ini juga telah dibentuk desa tangguh bencana yang bukan hanya melakukan tindakan penanganan namun juga pencegahan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan jika menjadi Desa Tangguh Bencana adalah melakukan sosialisasi dan edukasi kebencanaan, pembentukan dan pelatihan tim relawan desa, simulasi penanganan bencana dan penyusunan rencana kontinjensi berbasis desa. (ell/nia)