Keracunan MBG di Martapura
Berasal dari Tiga Sekolah, Puluhan Korban Keracunan MBG di Martapura Kalsel Masih Sakit Perut
Siswa yang diduga mengalami keracunan setelah menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di Martapura, Kabupaten Banjar, terus bertambah.
Penulis: Rizki Fadillah | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID. MARTAPURA - Siswa yang diduga mengalami keracunan setelah menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terus bertambah.
Dandim 1006/Banjar, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya mengatakan, hingga pukul 17.00 wita, terdata 33 siswa dilarikan ke rumah sakit Ratu Zaleha setelah mengalami gejala keracuanan seperti muntah-muntah.
Mereka berasal dari tiga sekolah, yaitu sekolah SMA, MtS dan SD Assalam Martapura, SD Muhammadiyah Martapura, dan SDN 1 Pasayangan.
“Sampai sore ini ada lebih 30 siswa yang masuk rumah sakit karena sakit perut dari tiga sekolah. Dan ada tiga orang yang akan pulang ke rumah karena kondisinya membaik,” kata Dandim.
Baca juga: Termasuk Kepala Sekolah, Korban Keracunan MBG di Martapura Kalsel Terdata Sementara 37 Orang
Baca juga: Siswa SMA Assalam Martapura Kalsel Diduga Keracunan MBG, Pelajar Ini Sebut Rasa Ayamnya Pahit
Baca juga: BREAKING NEWS: Belasan Siswa SMA IT Assalam Martapura Diduga Keracunan MBG, Dilarikan ke RSUD Raza
Dandim menyebut, paket MBG yang diterima tiga sekolah tersebut berasal dari satu SPPG yang sama berlokasi di Desa Tungkaran, Martapura.
“Dapur memasak makanan yaitu SPPG Tungkaran. Saat ini telah dilaksanakan pemeriksaan secara laboratorium. Nanti akan kita periksa apa yang menjadi permasalahan makanan tersebut,” ujarnya.
Bahkan, informasinya, berdasarkan keterangan Kapolres Banjar, AKBP Fadli, siswa korban keracunan mencapai 37 orang dan semuanya berada dirawat RS Ratu Zaleha Martapura.
Sementara itu, Sekda Banjar, Ikhwansyah mengatakan, seluruh biaya pengobatan siswa yang menjadi korban keracunan akan ditanggung oleh pemerintah daerah Kabupaten Banjar.
Pihaknya juga menyediakan rumah sakit alternatif lain, jika korban terus bertambah dan di RS Ratu Zaleha penuh.
“Kita siapkan Rumah Sakit Pelita Isani dan Puskesmas Martapura 1 dan 2,” ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.