Pelajar di Martapura Keracunan MBG

Rasakan Mual di Sore Hari, Pelajar MTsN Assalam Martapura Ini Sebut Menu MBG Terlihat Enak

Nurwida Hairana, siswi kelas 7 MTS Assalam, menceritakan, ia melihat MBG yang dibagikan terlihat masih enak. Makanya disantapnya

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah/dok
MENU MBG- Menu makanan berguzi gratis (MBG) yang disantap siswa-siswi MTsN Assalam Martapua pada Kamis (9/10/2025). Belasan siswa dilarikan ke rumah sakit setelah diduga alami keracunan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Nurwida Hairana, siswi kelas 7 MTS Assalam, menceritakan pengalamannya mengalami keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dia menyebut menu yang diterima pada hari itu adalah nasi kuning, ayam suwir, tempe goreng dan sayur acar.

“Waktu saya buka wadahnya itu masih kelihatan enak aja, jadi saya makan. Tapi setelah sekitar jam tiga atau empat sore, ia mulai merasa mual,” urai Nurwida.

Nurwida mengatakan, sebagian teman-temannya juga mengalami hal serupa meski tidak semuanya sampai harus ke rumah sakit. 

Baca juga: Akui Siswa Trauma Usai Keracunan MBG, Kemenag Banjar Dorong Pemulihan Kepercayaan Orang Tua

“Hanya ada yang lemes, tapi banyak yang cuma minum susu atau obat dari rumah,” katanya.

Nurwida mengungkapkan, pihak sekolah juga segera memberi arahan agar siswa melapor jika ada gejala lanjutan. 

“Guru bilang kalau nanti ada apa-apa langsung kabari sekolah aja, biar cepat ditangani,” tuturnya.

Bergeser ke SMAN 1 Martapura, sedikitnya 25 siswa dilaporkan mengalami mual dan sakit perut setelah mengonsumsi nasi kuning dengan lauk ayam suwir. 

Wakil Kepala Kesiswaan SMAN 1 Martapura, Anton Suhendro mengungkapkan, makanan siang tersebut dikirim dari dapur penyedia di Tungkaran sekitar pukul 12.15 WITA. 

Menu yang disajikan diketahui nasi kuning dan ayam suwir yang diduga sudah tidak layak konsumsi.

“Untungnya kami sudah mewanti-wanti siswa lewat grup WhatsApp dan wali kelas, kalau ada perubahan rasa, bau atau tekstur, supaya tidak dimakan. Banyak yang akhirnya membuang makanan itu,” kata Anton Suhendro.

Meski sebagian besar siswa tidak memakan, ada sekitar 25 siswa yang sempat mengonsumsi dan mengalami gejala ringan dan sebagian besar rawat mandiri di rumah. Hanya satu siswa sempat dibawa ke rumah sakit malam itu, tapi sudah diperbolehkan pulang.

Pihak sekolah memutuskan menghentikan sementara kegiatan MBG sembari menunggu hasil asesmen penyebab keracunan dari pihak terkait. 

“Kami tidak ingin menambah risiko, keselamatan anak-anak lebih utama,” tegas Anton.

Baca juga: Update Keracunan MBG di Kabupaten Banjar, Seluruh Korban di RSUD Ratu Zalecha Martapura Sudah Pulang

Anton juga memberi masukan kepada pihak penyedia makanan agar memperhatikan kebersihan wadah, pemilihan menu yang tidak mudah basi, dan variasi lauk. Ia juga menyoroti kualitas buah yang sering kali layu saat tiba di sekolah.

Sekolah SMAN 1 mendapatkan suplai makanan dari dapur penyedia SPPG Tungkaran yang juga melayani distribusi untuk MTS Assalam dan beberapa sekolah lainnya.
(Banjarmasinpost.co.id/ Nurholis Huda)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved