Yayasan Amanah Bangun Negeri

Sempat Tak Laku Dijual, Begini Kisah Ibu Eka Jadikan Buah Pepaya Camilan Bernilai Ekonomi

Eka berhasil menyulap buah yang sempat tak laku dijual ini menjadi aneka camilan bernilai ekonomi tinggi

|
Editor: Hari Widodo
Yayasan Amanah Bangun Negeri
BUAH PEPAYA- Pelaku usaha lokal asal Desa Juai, Tabalong bernama Eka berhasil menyulap buah pepaya yang sempat tak laku dijual ini menjadi aneka camilan bernilai ekonomi tinggi.  

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Dari melimpahnya pepaya di Desa Juai, Kabupaten Tabalong, seorang pelaku usaha lokal bernama Eka berhasil menyulap buah yang sempat tak laku dijual ini menjadi aneka camilan bernilai ekonomi tinggi. 

Lewat usaha rumahan yang diberi nama Dapur Pepaya, ia menghadirkan inovasi olahan seperti sukade, keripik, dan abon pepaya di bawah merek Decustile. 

“Waktu itu pepaya di Juai banyak sekali, tapi harganya jatuh. Sayang kalau dibiarkan, jadi saya coba olah jadi camilan,” ujar Eka, yang mengambil nama Decustile dari penyebutan lokal Banjar untuk pepaya, kustila. 

Perjalanan usahanya sempat terhambat karena keterbatasan alat produksi, hingga akhirnya ia mendapat dukungan dari PT Adaro Indonesia melalui program CSR pada tahun 2023.

“Setelah dibantu alat, pelatihan serta pendampingan dari Adaro, saya jadi lebih semangat lagi. Rasanya senang karena ada yang peduli dengan usaha kecil seperti kami,” katanya. 

Kerja keras dan konsistensinya kini membuahkan hasil, pada ajang Adaro Spectapreneur 2025 program pengembangan wirausaha binaan PT Adaro Indonesia, Dapur Pepaya meraih penghargaan Gold Kategori Bisnis Eksis serta mendapatkan dana bantuan usaha sebesar Rp10 juta untuk pengembangan produk dan pemasaran. 

Dapur Pepaya milik Eka meraih penghargaan Gold
PENGHARGAAN GOLD-Pada ajang Adaro Spectapreneur 2025 program pengembangan wirausaha binaan PT Adaro Indonesia, Dapur Pepaya milik Eka meraih penghargaan Gold Kategori Bisnis Eksis.

Kini, produk Decustile mulai dikenal di berbagai ajang wirausaha daerah. Eka terus memperbaiki kemasan dan strategi pemasaran agar produknya bisa menembus pasar luar Kalimantan. Selain sebagai pengusaha, ia juga aktif sebagai kader PKK dan PHBS di desanya. 

Ketekunan Eka menjadi bukti bahwa dari dapur sederhana di Desa Juai, buah lokal bisa diolah menjadi produk bernilai dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved