Berita Banjarmasin

Kelahiran Prematur di Kalsel Meningkat, RSUD Ulin Targetkan Bayi 500 Gram Bisa Bertahan Hidup

banyak ibu hamil di Kalsel belum memahami tanda bahaya kehamilan maupun cara menjaga kesehatan selama mengandung

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Ratino Taufik
Banjarmasinpost.co.id/rifqi soelaiman
Sejumlah orangtua yang membawa bayinya masing-masing yang lahir dalam keadaan prematur dalam acara Hari Prematur Sedunia di RSUD Ulin Banjarmasin, Sabtu (15/11/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tren kelahiran prematur di Kalimantan Selatan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan berbagai faktor kesehatan ibu hamil. Kondisi ini turut menjadi sorotan RSUD Ulin Banjarmasin dalam rangka memperingati Hari Prematur Sedunia 2025, melalui Seminar Awam bertema “Small Actions, BIG IMPACT: Skin-to-Skin Care for Every Baby, Everywhere” yang digelar Sabtu (15/11/2025).

Indonesia sendiri tercatat sebagai negara berkembang peringkat kelima di Asia dengan jumlah kelahiran prematur terbanyak. Di Kalsel, peningkatan kasus terlihat dari banyaknya pasien risiko tinggi yang dirawat di Instalasi Neonatal Risiko Tinggi (INRiT) RSUD Ulin, rumah sakit rujukan paripurna Kementerian Kesehatan.

Plt Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin, dr. Agung Ary Wibowo, mengatakan perkembangan teknologi kedokteran membuat peluang hidup bayi prematur kini jauh lebih baik dibanding beberapa tahun lalu.

“Dulu bayi prematur harapan hidupnya kecil. Sekarang di Ulin, bayi dengan berat 700–750 gram sudah bisa survive. Target kami, bayi lahir 500 gram pun dapat bertahan,” ujarnya.

Ia menyebut manajemen rumah sakit akan terus menambah alat dan fasilitas neonatal untuk mendukung target tersebut.

Baca juga: Link Live Streaming Timnas U23 Indonesia vs Mali Siaran Indosiar Cara Nonton TV Online Malam Hari

Ketua Panitia kegiatan, Pricilia Gunawan Halim, menyebut peningkatan kelahiran prematur bukan fenomena lokal, melainkan tren global. Indonesia terdampak cukup besar, termasuk Kalimantan Selatan.

“Banyak faktor penyebabnya, pernikahan dini, kondisi kesehatan maternal, hingga kurangnya pemahaman ibu hamil tentang kehamilan sehat. Ini membuat risiko persalinan prematur meningkat,” jelasnya.

Menurutnya, edukasi kepada masyarakat perlu diperluas karena banyak ibu hamil di Kalsel belum memahami tanda bahaya kehamilan maupun cara menjaga kesehatan selama mengandung.

Pada seminar ini, dua dokter spesialis, yakni Ari Yunanto, Sp.A(K) dan Pudji Andayani, Sp.A(K), akan mengisi materi mengenai perawatan bayi prematur dan nutrisi pendukung tumbuh kembangnya.

Tim RSUD Ulin juga menekankan pentingnya skin-to-skin care atau metode kanguru sebagai tindakan sederhana namun terbukti meningkatkan stabilitas bayi prematur.

“Upaya pencegahannya tentu dimulai dari ibu. Jika ibu sehat dan lingkungan keluarga mendukung, risiko prematur bisa ditekan,” ujar salah satu pemateri, Ari Yunanto.

Dengan peningkatan kasus prematur setiap tahun, RSUD Ulin berharap kegiatan edukasi ini memperkuat pemahaman masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup bayi prematur yang lahir di Kalimantan Selatan.
(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved