Mom and Kids

Dekatkan Anak dengan Budaya Banjar

Orangtua Aira menyediakan waktu khusus untuk latihan di sekolah vokal dan latihan madihin di rumah.

Penulis: Salmah | Editor: R Hari Tri Widodo
banjarmasin Post
Yumna Hanifa Humaira, Galuh Cilik 2025 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Sejak kecil Yumna Hanifa Humaira suka bercanda, mengobrol, lincah, mudah bergaul, dan cepat menangkap sesuatu yang baru. 

Sekarang, Aira, demikian panggilan murid kelas satu sekolah dasar ini, semakin matang, lebih percaya diri, dan semakin kuat rasa cintanya pada budaya Banjar, terutama ketika tampil menyanyi atau madihin.

Putri dari Ahmad Yusuf dan Muznah Kamila, warga Komplek Abdi Persada Jaya, Sungailulut, Banjarmasin, tersebut memang memiliki karakter ceria, mudah beradaptasi, dan berani tampil. 

"Talenta paling menonjolnya adalah kemampuan berekspresi dan membuat suasana menjadi ceria karena tingkahnya yang lucu. Saat bernyanyi atau bermadihin, ada energi yang membuat orang lain ikut merasakan semangatnya," tukas Muznah.

Muznah dan suami mendukung Aira dengan menyediakan waktu khusus untuk latihan di sekolah vokal dan latihan madihin di rumah. 

"Kami juga sering memperdengarkan pantun-pantun Banjar, cerita rakyat, dan lagu-lagu daerah agar ia tumbuh mencintai budayanya sendiri. Kami juga mengajak Aira tampil di acara keluarga atau kegiatan budaya agar ia terbiasa percaya diri," terangnya.

Momen paling berkesan bagi orangtuanya adalah ketika Aira tampil memperkenalkan diri dengan cara madihin di acara pemilihan Nanang Galuh Cilik 2025. 

Meski masih kecil, gadis kelahiran Banjarmasin pada 8 Oktober 2018 ini bisa membuat penonton tertawa dan terhibur dengan spontanitasnya. 

"Di situ kami merasa bahwa bakat ini bukan sekadar hobi, tapi juga amanah untuk menjaga warisan budaya Banjar," jelasnya.

Sebagai orangtua selalu menemani, mempersiapkan kebutuhan Aira, yang juga Juara 3 Fashion Show Sasirangan, dengan memberi semangat, dan membantu latihan. "Kehadiran orangtua kami rasa sangat penting bagi anak seusianya untuk merasa aman dan percaya diri," tukas Muznah.

Dalam keluarga, pihaknya juga menerapkan gaya parenting yang mengutamakan adat dan adab urang Banjar. 

"Kami mengusahakan didikan yang kami berikan selalu berpijak pada nilai kekeluargaan, saling memahami, dan menghormati. Kami ingin Aira tumbuh sebagai anak yang tidak hanya pintar, tetapi juga beradab," alasan Muznah.

Nilai atau prinsip yang paling ditekankan dalam mendidik Aira di rumah adalah amanah, hormat kepada orangtua dan tata krama urang Banjar. 

"Sejak kecil, Aira diajarkan untuk selalu mengucap salam, sopan dalam berbicara, serta menjaga adab kepada orangtua, karena kami menjunjung adab lebih tinggi daripada ilmu," ujar Muznah.

Muznah dan suami juga menanamkan kebiasaan berdoa sebelum beraktifitas, membantu pekerjaan ringan di rumah, membaca, dan menghormati orang yang lebih tua. 

"Hal-hal kecil seperti itu kami percaya akan membentuk karakter besar saat ia dewasa nanti," tukas Muznah.

Dalam hal pendekatan, ia lebih memilih melakukan pendekatan lembut. Mereka ajak Aira bercerita, memahami apa yang ia rasakan. 

"Kadang kami beri nasihat memakai bahasa Banjar agar suasana lebih hangat dan dekat. Kami percaya anak lebih mudah mendengar ketika hatinya diperhatikan," kata Muznah.

Baginya, komunikasi itu sangat penting. Dalam keluarga Banjar, musyawarah kecil di rumah adalah cara menyelesaikan banyak hal. 

"Dengan sering mengobrol, Aira merasa didengar dan dihargai, sehingga ia lebih terbuka kepada kami," tukasnya.

Seperti anak kecil lainnya, Aira mengungkapkan bermacam harapan dan cita citanya.

Aira pernah berkata ingin menjadi penyanyi, dokter sampai pembawa acara yang bisa memperkenalkan budaya Banjar ke lebih banyak orang. 

"Kami sangat mendukung mimpinya. Pastinya harapan kami sederhana, Aira tumbuh menjadi anak yang sholehah, berguna bagi orang banyak, dan tetap mencintai akar budayanya. Kami ingin ia menjadi generasi muda Banjar yang bisa membawa nama daerah dengan bangga," jelas Muznah.

Membangun karakternya, Aira didorong untuk terus belajar, rendah hati, dan jangan pernah takut mencoba hal baru. 

"Sebagaimana pepatah, manusia unggul itu bukan karena kepintaran semata, tapi karena budi bahasanya,” tukas Muznah.

Maka, pesan Muznah kepada Aira, jadilah diri sendiri dan bawa budaya kita ke mana pun melangkah. (Salmah saurin)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved