Serambi Ummah

Islam Ajarkan Kaum Muslim Tebar Doa Kebaikan untuk Orang Meninggal, Tak Hanya Ucapan Belasungkawa

Sudah jadi kebiasaan kebanyakan muslim ucapkan "Semoga Husnul Khatimah" saat mendapat kabar duka. Apakah itu sesuai syariat Islam?

banjarmasin post/rizali rahman
Ilustrasi kabar duka yang disampaikan lewat pesan di telepon genggam. 

Menurut saya, doa agar husnul khatimah sebetulnya lebih tepat diucapkan untuk orang yang masih hidup, sebagai harapan agar ditutup dengan akhir yang baik.

“Kalau orang sudah meninggal, katanya yang lebih tepat dibacakan itu doa ampunan. Tapi ya saya juga masih belajar,” katanya.

Di sisi lain, menurut sebagian warga, fenomena ini menunjukkan bentuk kepedulian sesama umat Islam, meski sederhana.

“Kalimat itu bisa jadi pengingat juga buat kita yang hidup, biar menutup hidup dengan baik,” ujar Azan.

Ucapan duka, di dunia nyata maupun maya, sesungguhnya lebih dari sekadar teks. Ia adalah bentuk doa yang tulus, meski sering kali diketik terburu-buru. 

Di balik kalimat pendek “semoga husnul khatimah”, ada harapan agar kematian menjadi akhir yang baik dan kehidupan setelahnya menjadi awal yang lebih damai.

Dilansir dari Bolehkah Pengucapan Semoga Husnul Khatimah dalam Taziyah? Yang terpenting dikemukakan adalah, doa menempati posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam.

Disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam,”Doa itu ibadah (HR Al-Bukhori dan ashhabus sunan). Beliau juga bersabda: Doa adalah intisari ibadah (HR At-Tirmîdzî dari Anas bin Mâlik).

Dalam hadis lain Rasulullah pun bersabda: Sungguh doa itu pedang (senjata) orang mukmin (HR Abu Ya’la).

Oleh karena itu, Syekh Muhammad ‘Alî As-Sâyis dalam kitabnya Tafsir Ayatil Ahkam (Kairo, Muassasat al-Mukhtar 2001 juz I  halaman 79), menegaskan pandangan ulama, doa itu tingkatan terpenting dalam ubudiyyah (ketaatan kepada Sang Khaliq).

Begitu pentingnya doa itu, Islam telah mengajarkan tuntunan berdoa, baik doa yang berkaitan dengan aktivitas individu sehari-hari, untuk diri sendiri dan/atau keluarga, dan doa yang diperuntukkan bagi orang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Kepada orang yang meninggal dunia pun, alangkah baiknya tebarkan doa-doa kebaikan.

Imam Abu Bakr bin ‘Alî bin Muhammad Al-Haddad Az-Zabidi (wafat 800 H), seorang ulama mazhab Hanafiyyah, dalam kitabnya Al-Jauharatun Nayyirah menjelaskan tentang redaksi takziah.

Artinya: Lafal takziyah adalah “Semoga Allah membesarkan pahala padamu, memperbaguskan dukamu, memberikan ampunan bagi mayitmu, dan membimbingmu bersabar, dan semoga Dia memperbesar pahala sebab kesabaran kepada kami dan kepadamu.”

Doa yang diperuntukkan bagi seorang Muslim yang meninggal dunia pada dasarnya berisi doa, sebagaimana doa yang dibaca dalam shalat jenazah, yaitu permohonan ampunan, rahmat (belas kasih), dan penghapusan dosa.

Sebagaimana telah maklum, yang artinya,”Ya Allah curahkanlah ampunan kepadanya, limpahkanlah rahmat (kasih sayang) padanya, maafkanlah dia, dan hapuskanlah dosa darinya”.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved