Penyanderaan di Papua

1.300 Warga Disandera Kelompok Bersenjata di Papua, Polisi Masih Memantau

Kabar mengejutkan datang dari Papua. Setidaknya ada 1.300 orang dari dua desa disandera kelompok bersenjata.

Editor: Royan Naimi
kompas.com
Personil kepolisian berjaga di lokasi unjuk rasa karyawan korban PHK PT Freeport Indonesia di Check Point Mile 28, Timika, Papua, Sabtu (19/8/2017). Karyawan korban PHK tersebut kecewa karena persoalan hubungan industrial antara pekerja dan manajemen PT Freeport Indonesia tidak kunjung selesai. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAYAPURA - Kabar mengejutkan datang dari Papua. Setidaknya ada 1.300 orang dari dua desa disandera kelompok bersenjata.

Desa tersebut adalah Desa Kimbely dan Desa Banti, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.

Mereka dilarang keluar dari kampung itu oleh kelompok bersenjata.

Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Boy Rafli Amar, Kamis (9/11/2017) saat dihubungi melalui ponselnya, mengatakan, pihaknya menyikapi isu penyekapan terhadap ratusan warga yang tinggal di sekitar area Freeport yang dilakukan kelompok bersenjata.

Baca: Heboh, Traktor Bantuan Hibah untuk Garap Sawah Malah Disewakan ke Desa Lain

Baca: LIVE STREAMING TV ONE PSMS Medan Vs Kalteng Putra, Sebentar Lagi Top Skorer Ini Beraksi

Baca: 5 Hantu dari Kalimantan ini Senang Ganggu Manusia, yang Terakhir Diyakini Bisa Jerat Lawan Jenis

Baca: Heboh Penemuan Areal Pemakaman Ratusan Tahun di Teluk Selong, Nisannya Ditulis Huruf Arab

Baca: Apa Sih Pekerjaan Bobby Nasution Suami Kahiyang Ayu Putri Jokowi, Ternyata Ini Lahan Bisnisnya

“Saat ini di Kampung Kimbely terdapat sekitar 300 warga non-Papua yang sebelumnya bekerja sebagai pendulang emas dan pedagang oleh kelompok bersenjata dilarang bepergian keluar kampung tersebut,” ungkap Boy Rafli.

Di Desa Banti yang lokasinya berdekatan dengan Kampung Kimbely, lanjut dia, informasinya ada sekitar 1.000 penduduk asli setempat juga dilarang bepergian.

“Diperkirakan jumlahnya mencapai 1.300 orang yang dilarang keluar dari daerah itu. Semua barang mereka juga dirampas kelompok ini. Lebih kurang seperti itu. Detail informasi yang terjadi di sana masih terus didalami,” ucapnya.

Mantan Kapolda Banten itu menegaskan, saat ini Polri bersama unsur TNI berupaya melakukan langkah-langkah persuasif dan preventif agar masyarakat bisa terbebas dari intimidasi dan ancaman kelompok bersenjata.

“Kalau untuk informasi disekap belum ada, hanya dilarang keluar daerah itu. Informasi sementara, kondisi masyarakat masih cukup baik. Saat ini tim satgas terpadu TNI-Polri masih melakukan upaya di lapangan,” ucapnya. (*)

Berita ini telah tayang di kompas.com dengan judul: Kelompok Bersenjata di Papua Tahan 1.300 Warga

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved