Tragedi Masjidil Haram

Hancurkan Situs Sejarah Islam Demi Proyek Ambisius

Situs-situs bersejarah yang signifikan untuk umat Islam telah dihancurkan untuk membangun hotel, menimbulkan protes dari sejumlah Muslim

Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/annafardiana.wordpress.com
Kabah dikelilingi crane raksasa 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MEKKAH - Selama bertahun-tahun, Masjidil Haram telah mengalami beberapa perluasan untuk mengakomodasi jumlah jemaah haji yang meningkat. Namun dalam 10 tahun terakhir, Kerajaan telah meluncurkan perombakan paling ambisius.

Situs-situs bersejarah yang signifikan untuk umat Islam telah dihancurkan untuk membangun hotel, menimbulkan protes dari sejumlah Muslim. Para pejabat Saudi mengatakan perombakan diperlukan karena jumlah jemaah haji diproyeksikan mencapai tujuh juta tahun 2040.

Proyek ekspansi Masjidil Haram saat ini senilai $60 miliar itu akan memperluas daerah bagi jemaah haji untuk berdoa di Kabah, hampir dua kali lipat. Masjidil Haram sekarang dikelilingi puluhan tiang derek, bagian dari upaya konstruksi masif yang dikepalai oleh Saudi Binladin Group.

Keluarga Binladin dekat dengan keluarga penguasa Saudi selama puluhan tahun dan mengelola proyek-proyek pembangunan besar di seluruh dunia. Mendiang pemimpin al-Qaida, Osama bin Laden, merupakan putra pembelot yang dibuang keluarga pada 1990an.

Binladin Group belum mengeluarkan pernyataan kepada media mengenai insiden tersebut. Kepala perusahaan atau salah satu perwakilan eksekutif kemungkinan merupakan anggota komite penyelidikan, menurut beberapa warga Saudi yang mengetahui proses itu.

Hari Minggu, imam Masjidil Haram, Sheikh Abdul Rahman Al Sudais, juga mengunjungi para korban luka. Dibantu tim asisten, ia memberikan para pasien tas-tas yang di dalamnya termasuk Quran, parfum tradisional Arab yang disebut oud, dan botol-botol air suci Zamzam.

Ia mengatakan kepada para pasien ada pahala besar karena berada di Kabah sebelum proses ibadah haji.

"Ini kehendak Allah," ujarnya kepada setiap pasien. "Penjaga Dua Masjid Suci, semoga Allah melindunginya, sangat khawatir dengan keadaan Anda."

Dr. Salem Bajuifer, direktur medis rumah sakit Al-Noor, mengatakan timnya menerima sekitar 120 pasien, banyak diantaranya mengalami luka serius yang memerlukan amputasi.

Para korban luka di rumah sakit datang dari berbagai negara, termasuk Jerman, Kanada, Turki, Mesir, Indonesia, Pakistan, Suriah dan Iran.

Misi India di Arab Saudi mengatakan dua dari warga negaranya tewas. Pemerintah Saudi belum mengeluarkan rincian mengenai kewarganegaraan atau usia para korban jiwa karena banyak yang masih harus diidentifikasi. Beberapa anak-anak diyakini meninggal dunia.

"Ini trauma besar," ujar Bajuifer ketika ditanya mengenai keadaan emosi pasien dan keluarga mereka. "Jelas semuanya trauma, tidak hanya pasien. Bahkan kami pun trauma."

Karam, yang suaminya telah menjalani operasi lebih dari satu kali untuk kakinya, mengatakan ia terlalu trauma untuk memikirkan apa yang akan terjadi kemudian. Ia melarikan diri dari bom dan perang saudara di Suriah untuk tinggal di Turki, dan tidak pernah menyangka akan berada sangat dekat dengan kematian di tempat tersuci umat Islam.

"Saya masih sangat takut," ujarnya sambil menangis. (VOA)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved