Tragedi Masjidil Haram

Purwanto: Crane Itu Jatuh Tepat di Tempat Duduk Saya

Tak ingin Alquran yang ia baca basah, ia memutuskan beranjak dari tempat duduknya di dekat Kakbah. Purwanto lalu mencari tempat berteduh

Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/tribunlampung.com
Pekerja memperbaiki tiang yang hancur terhantam crane di Masjidil Haram, Sabtu (12/9/2015) siang. 

"Besi diangkat pakai katrol. Korban dibawa dengan tandu. Mungkin karena keterbatasan tandu, ada korban yang dibawa pakai kursi roda. Petugas sepertinya menyelamatkan para korban yang masih hidup terlebih dahulu," ucap Purwanto.

Tak lama berselang, beberapa unit ambulans masuk ke dalam Masjidil Haram. Di lokasi kejadian, Purwanto mengatakan, ambulans mengangkut korban-korban yang sudah meninggal. Hal itu terus berlangsung hingga menjelang shalat isya.

"Setelah kejadian, saya shalat maghrib dan isya di tempat sai lantai dua. Setelah isya, saya kembali turun untuk melihat kondisi. Ternyata, sudah rapi. Dari peristiwa, itu sekitar satu jam," kata Purwanto.

Di lokasi peristiwa, Purwanto menerangkan, tak ada lagi mayat maupun korban luka. Bahkan, keramik yang hancur telah kembali mulus seperti semula.

"Tinggal 1-2 orang korban luka ringan sama kerusakan di tembok yang terbentur besi. Sisanya sudah rapi, seperti tidak terjadi apa-apa," kata Purwanto.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved