Netizen Aceh Tolak 'Hari Tsunami' Versi Jepang: "Tetap 26 Desember!"

Kalangan pengguna facebook (ferbuker) di Aceh, menolak keras keinginan Pemerintah Jepang untuk menetapkan 5 November sebagai Hari Tsunami Intenasional

Editor: Ernawati
serambi indonesia
Ketua Liga Parlemen Jepang-Indonesia, Toshihiro Nikai menanam pohon bersama Kadisbudpar Aceh, Reza Fahlevi, di halaman Museum Tsunami Aceh, Rabu (25/11/2015). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANDA ACEH - Kalangan pengguna facebook (ferbuker) di Aceh, menolak keras keinginan Pemerintah Jepang untuk menetapkan tanggal 5 November sebagai Hari Tsunami Internasional.

Usulan ini pernah disampaikan Parliamentary Vice-Minister for Foreign Affairs of Japan Kazuyuki Nakane dalam pertemuan tingkat menteri yang merupakan rangkaian acara peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika, di JCC, Jakarta Senin (20/4/2015).

Usulan Pemerintah Jepang ini kembai disampaikan oleh Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang, Toshihiko Nikai dalam konferens pers seusai mengunjungi Museum Tsunami Aceh bersama rombongan di Banda Aceh, Rabu (25/11/2015) sore.

Ia mengatakan, penetapan tanggal tersebut berdasarkan sebuah kisah nyata sekitar 165 tahun lalu, saat seorang pria yang berhasil menyelamatkan banyak warga sebelum tsunami menghantam sebuah perkampungan di Jepang.

Nikai menambahkan, permohonan tanggal tersebut telah mendapat persetujuan dari Presiden RI, Joko Widodo dan Wapres, Jusuf Kalla.

Penetapan tanggal yang telah didukung oleh 135 negara di dunia tersebut juga akan disampaikan pada kongres PBB di New York, Amerika Serikat.

Namun, pernyataan Toshihiko Nikai yang ditayangkan di Serambinewstv.com dan diposting di laman Facebook Serambinews, mendapat penentangan dari pengguna Facebook.

“Tidak setuju...karna keluarga kami di bawak air bukan pada bulan yg mereka tentukan....siapa yg setuju dgn jepang itu ...berarti itu org org yg tidak korban keluarga nya....” tulis pemilik akun Yong Yuyun, dadlam komentarnya.

Akun Tgk Muda Budiman mengatakan usulan itu sangat tidak masuk akal sama sekali. “Atau jangan2 projek nuklir bawah laut jepang-amerika yg menyebabkan tsunami 2004..??” lanjut dia.

Sementara akun Junaidi Annazili menulis “Tidak penting. Terserah mereka buat tanggal dan bulan sendiri. Bagi kami tetap 26 Desember 2004 pilu yang tak terlupakan hingga anak cucu dan generasi seterusnya.”

Pemilik akun Heri Ady malah mengingatkan kembali tentang peringatan MoU Helsinki 2015 yang diperingati pada tangga 15 November lalu.

“Ultah perdamaian Aceh tidak tepat pada tgl dan bulan nya..di tambah lagi memperingati tsunami tidak tepat tgl nya.ini benar benar sejarah bagi orang Aceh dilenyapkan satu persatu,” tulis dia.

Ada juga komentar yang cukup menggelitik, seperti ditulis oleh pemilik akun Muhammad Hidayah. “Pasti ide dari SUZUKI, YAMAHA, HONDA, TOYOTA, ULTRAMAN, KAPTEN TSUBASA, SINCAN, DORAEMON dan teman teman...”

Dari puluhan komentar, hanya sedikit yang bernada setuju dengan usulan Pemerintah Jepang, di antaranya ditulis oleh Radialia Radius dalam huruf kapital.

“ASAL KATA TSUNAMI DARI JEPANG. WALAUPUN BUKAN JEPANG YG PERTAMA KALI KENA TSUNAMI. TETAPI SETELAH JEPANG DIHANTAM TSUNAMI PADA 5 NOVEMBER MAKA MATA DUNIA MULAI TERBUKA AKAN BAHANYA SUNAMI. JEPANG MENGUSULKAN HARI PERINGATAN TSUNAMI KEDUNIA INTERNATIONAL BKN UNTUK ACEH MAUPUN NIAS. KALAU UNTUK HARI TSUNAMI NASIONAL USULKAN KEPADA PRESIDEN RI.”

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved