Diduga Terkait Gafatar, Dr Rica Mengaku Mau Buka Praktek di Pangkalanbun

Rica yang bersama balitanya menghilang dari rumah di Yogyakarta pada 30 Desember 2015, ditemukan di Bandara Iskandar Pangkalanbun, Senin (11/1/2016)

Penulis: Fathurahman | Editor: Elpianur Achmad
tribunjogya
Petugas mengawal dr Rica saat tiba di Yogyakarta, Senin (11/1/2016) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Menghilang dari Yogyakarta bersama anaknya sekitar 10 hari, dr Rica Tri Handayani (28) akhirnya ditemukan di Bandara Iskandar Pangkalanbun Kotawaringan Barat, Kalteng, Senin (11/1/2016).

Namun, sayangnya tak banyak keterangan yang didapat anggota Polres Kotawaringin Barat dari dr Rica Tri Handayani (28).

Kapolres Kobar AKBP Heska Widodo mengatakan Rica syok dan lelah sehingga anggotanya membatasi diri.

Rica yang bersama balitanya menghilang dari rumah di Yogyakarta pada 30 Desember 2015, ditemukan di Bandara Iskandar Pangkalanbun, Senin (11/1/2016) sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu dia dan putranya ingin berangkat ke Semarang.

Kepada polisi yang mengamankannya, Rica mengaku sudah tiga hari berada di Pangkalanbun Kotawaringin Barat. Sebelumnya dia berada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Rica ke Pangkalanbun bersama empat kerabatnya. Mereka menginap di Hotel Kecubung Jalan Domba.

“Dia mengaku berada di Pangkalanbun ingin buka praktek. Kami belum sempat memperdalam interogasi karena dia masih lelah dan syok,” kata Heska.


Petugas bersenjata mengawal dr Rica Tri Handayani setiba di Yogyakarta, Senin (11/1/2016).

Tak lama kemudian datang rombongan penjemput dari Yogyakarta. Mereka terdiri atas suami Rica, dr Akbar Aditya Wicaksono, dan anggota Polda DIY. Rombongan berangkat menggunakan pesawat Trigana Air sekitar pukul 11.30 WIB.

“Penyelidikan secara intensif akan dilakukan oleh Polda DIY,” ujar Heska.

Mengenai keterkaitan Rica dengan organisasi Gafatar, Heska mengatakan pihaknya belum menanyakan.

“Kami memang sempat menanyakan keberadaannya selama tiga hari di Pangkalanbun. Namun jawabannya terkesan tidak nyambung. Dia hanya bilang ingin mencari pekerjaan dan buka praktek. Tapi itu tidak masuk akal. Karena jawabannya banyak yang tidak nyambung, akhirnya kami serahkan interogasi selanjutnya, kepada petugas Polda DIY," katanya lagi.

Saat ditanya keberadaan Gafatar di Kobar, Heska mengatakan belum ada gerakan semacam itu. “Kami terus melakukan pengawasan terkait gerakan semacam itu,” katannya. (tur)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved