‘Risma Kalsel’ Ini Tak Jera Berpolitik Meski Tak Lolos Saat Mencagub
Ini kali pertama seorang perempuan asli Banua berani menjadi kandidat Gubernur Kalsel untuk melawan calon yang sudah mapan di politik dan pemerintahan
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN- Pertengahan 2015 lalu, nama Dra Asmah Darkani sempat menjadi buah bibir masyarakat Kalsel. Perempuan kelahiran Barabai, Hulu Sungai Tengah, 18 Agustus 1967, ini mencalonkan diri sebagai Gubernur Kalsel periode 2016-2020 melalui jalur independen.
Ini kali pertama seorang perempuan asli Banua berani menjadi kandidat Gubernur Kalsel untuk melawan laki-laki yang sudah mapan, baik di dunia politik maupun pemerintahan.
Sewaktu jajak pendapat, ibu beranak 6 ini sempat menjadi salah satu favorit dan pilihan perempuan menjadi orang nomor satu di Banua. Malah Ali Hasyim dari Jakarta menyebut Asmah sebagai Risma (Wali Kota Surabaya)-nya Kalsel.
Asmah tidak main-main dan mempersiapkan diri untuk menjadi orang nomor satu di Banua sejak 8 Desember 2013. Bersamaan waktu, Asmah merasakan betapa ‘beratnya’ menggeluti dunia politik, apalagi menjadi balon lewat jalur indepeden.
Untuk mendapatkan KTP pendukung, sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan, dia harus melakukan berbagai cara yang bertentangan dengan hati nuraninya sebagi umat Islam.
"Saya ingin kerelaan warga Kalsel meminjamkan KTP buat mengusung saya menjadi gubernur. Ternyata tak begitu mudah dan banyak rintangan yang dihadapi. Saya akhirnya batal mencalonkan diri melalui independen pada Juni," kata Asmah.
Asmah banting setir. Dia melirik Golkar sebagai perahunya untuk menjadi gubernur. Namun Ketua Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (Hipmikindo) ini kembali merasakan pahitnya ingin menjadi gubenur.
"Lucunya, mulai hari terakhir pendaftaran, pengumuman, pencalonan sampai hari H saya tidak dipanggil. Padahal saya memberikan biografi, piagam penghargaan dan sertifikat. Ternyata itu semua tidak berlaku," ujarnya.
Hanya bermodalkan ijazah dan prestasi diberbagai bidang, tanpa didukung modal uang yang kuat, akhirnya keinginan Asmah memajukan daerah dan menyejahterakan masyarakat, terutama orang kecil, kandas.
"Semula niat saya sangat mulia, ingin memajukan Banua. Ternyata perlu dana besar dan mahal bila ingin maju menjadi pemimpin daerah," ujarnya.
Walau sudah merasakan pahitnya di dunia politik, Asmah tak pernah jera. Bukti sekarang menjadi pengurus di partai baru bentukan Raja Dangdut, Rhoma Irama, DPW Partai Islam Damai Aman (Idaman).
"Saya ingin meluruskan perpolitikan sekarang, mulai penjaringan calon hingga menentukan pilihan. Jadi, saya bergabung ke partpol, karena parpol pintu utama melahirkan pemimpin," tegasnya. (ful)
 
												

 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											