Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Minta Wali Kota Turut Bantu Anak Tanpa Anus

Meski ditanggung BPJS Kesehatan, namun dia perlu tambahan dana untuk pengobatannya. Tentunya instansi terkait harus memperhatikannya.

Penulis: Murhan | Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id/murhan
Kondisi Balita tanpa anus bersama sang ibu 

Kala itu, bayi yang mereka beri nama Apriliana (sesuai bulan lahirnya di April), harus berada di rumah sakit hingga satu bulan. Di dalam inkubator dan pengawasan penuh pihak rumah sakit.

‎"Operasi awal, sudah dibuatkan saluran pencernaan yang letaknya ada di perut. Selanjutnya menurut pihak dokter, penanganan medis hanya bisa dilakukan di rumah sakit di Surabaya," ceritanya.

Mengenai biaya rumah sakit di awal lahiran dan perawatan sang buah hati, masuk layanan kesehatan perusahaan sang suami di tempat kerjanya yang dulu. Namun rupanya dana tak bisa diklaim, hingga harus berutang Rp 14 Juta.

"Kami sampai jual motor untuk membayar, hingga pihak rumah sakit tahu keadaan kami, setelah dulu pernah sempat muncul di media juga. ‎Lalu utang itu beres," bebernya.

Selanjutnya, bagaimana operasi untuk Aprilia? Umur satu tahu, dikatakan sang ibu mereka berangkat ke Surabaya untuk operasi.

"Saat itu dibantu Yayasan Suaka Ananda, kami bisa berangkat ke Surabaya saat umur April satu tahun. Meski sampai di sana, belum bisa dioperasi, mengingat berat badan yang belum cukup enam kilogram," jelasnya.

Mereka pun pulang. Disebutkan gizi April perlu diperbaiki dengan asupan makan yang baik. Saat umur dua tahun, niat untuk kembali berangkat ke Surabaya urung terjadi, karena benturan biaya.

"Baru saat umur tiga tahun, kami punya kemampuan untuk kembali berangkat ke Surabaya. Ternyata saat pemeriksaan, ada masalah lagi, saluran pencernaan atau pembuangan dikatakan ke rendahan, kami bingung. Sementara untuk menunggu jadwal ulang, kelamaan, kami pulang lagi ke Banjarmasin," kata sang ibu.

‎Mereka pun berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan dokter di RSUD Ulin Banjarmasin. Awalnya tak berani untuk memindah saluran.

Setelah pihak dokter di Banjarmasin komunikasi dengan dokter di Surabaya, akhirnya pemindahan bisa di Banjarmasin.

Kini, umur Apriliana sudah empat tahun empat bulan. Keluarga berharap bisa melanjutkan penanganan medis untuknya agar bisa mempunyai lubang anus dan kelamin.

Benturan biaya jadi penghalang. Karena meski biaya medis medis di rumah sakit bisa digratiskan dengan BPJS, namun untuk pergi ke Surabaya perlu biaya-biaya.

"Konsultasi dengan dokter di sini, dokter dari Surabaya bisa didatangkan. Namun itu perlu biaya akomodasi buat dokternya. Cuma itu saja yang kami pikirkan dan harapkan uluran tangan dan bantuan buat kami, demi anak kami," ujar Sri. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved