Kalsel Menuju 2017

Selama 2016, Kekerasan Terhadap Anak Terus Meningkat

Satu yang masih hangat karena terjadi pada November tadi, adalah penganiayaan yang dilakukan Fitria Rahayu (31) kepada anak angkatnya DA (8).

Editor: Yamani Ramlan
Banjarmasin Post
Banjarmasin Post edisi 29 Desember 2016 

Dia menyebut, kekerasan fisik maupun psikis, biasanya disebabkan oleh faktor kepribadian. Contohnya otoriter, kaku, kasar, agresif. Selain itu, bisa disebabkan tekanan pekerjaan, ekonomi, masalah keluarga dan lain-lain.

Karena itu ada pencetus dari korban dan pelaku. Contohnya, adanya pencetus dari korban, biasanya anak-anak rewel, aktivitas mereka berlebihan, tidak menurut perintah, merusak barang-barang

Mengutip Aris Medeka Sirait, kata Aulia, ada empat penyebab utama terjadinya kekerasan terhadap anak. Pertama, ada anak yang berpotensi menjadi korban.

“Ada anak nakal, bandel, tidak bisa diam, tidak menurut, cengeng, pemalas, penakut. Anak-anak seperti inilah yang sangat rentan oleh kekerasan fisik dan psikis. Karena ada faktor bawaan seperti anak tersebut memang hiperaktif, selain itu ada faktor dari ketidaktahuan orangtua, maupun guru sebagai pendidik anak-anak,” jelasnya.

Kedua, ada anak atau orang dewasa yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya meniru orangtua, teman, siaran televisi, video game, film.

Selain itu, pernah mengalami sebagai korban bullying dari sesama anak, korban kekerasan dari anak dewasa, dan adanya tekanan dari kelompok.

Satu contoh kasus ini adalah seorang anak SD yang membunuh temannya dan mengaku terinspirasi dari salah satu tayangan sinetron TV swasta.

Sedangkan untuk orang dewasa yang berpotensi menjadi pelaku, dia menggolongkan menjadi dua yakni pelaku kekerasan fisik psikis dan pelaku kekerasan seksual. Biasanya disebabkan oleh faktor kepribadian.

Keempat karena adanya pencetus dari korban dan pelaku. Contohnya, anak ke toilet sendiri, berpakaian seksi, sering dipeluk dan dipangku, dapat mencetuskan kekerasan seksual.

Sedangkan terkait pencetus yang berasal dari pelaku, untuk kekerasan fisik dan psikis biasanya disebabkan oleh kondisi dalam keadaan tertekan, ekonomi, masalah rumah tangga.

Adapun upaya preventif yang dapat dilakukan dalam mengurangi tingkat kekerasan pada anak adalah dengan penguatan dari keluarga, dengan aspek hukum dan dengan aspek spiritual.

Dan yang paling terpenting adalah menjalin komunikasi yang baik dengan anak, sehingga orangtua akan menjadi orang pertama yang paling dipercayai untuk menyampaikan masalah dan meminta saran.

"Ciptakan suasana rumah yang nyaman. Jaga emosi setiap orang yang ada dirumah. Dan satu hal lagi yang juga sangat bisa membantu adalah mendekaktkan diri pada Allah (atau menurut kepercayaan masing-masing). Dalam agama Islam anak adalah harta titip Allah, haruslah dijaga sebaik mungkin, karena itu orangtua akan diminta pertanggungjawabannya kelak," terangnya. (ire)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved