Jawa Tengah

Mengerikan, Cerita Pecandu Tembakau Gorila Rasakan Efeknya di Tubuh

Berawal dari rasa penasaran karena menjadi trending topik di pemberitaan, pria 24 tahun berinisial AB mencoba mengonsumsi tembakau gorila

Editor: Ernawati
warta kota
Tembakau Gorila 

Kemudian, ketika 2011 balik ke Jakarta ia kembali mengkonsumsi narkoba hingga 2016.

Akibat menjadi pecandu narkoba kehidupan pribadinya hancur. Istri serta seorang anaknya pergi meninggalkannya.

"Awalnya kena putaw, dan hampir semua pernah saya coba, tapi lebih sering sabu," imbuhnya.

Berbeda halnya dengan penghuni lain, berinisial WA, ia mengaku tidak mengetahui adanya narkoba jenis baru seperti tembakau gorila.

Barang yang pernah ia pakai hanya dua jenis yakni ganja dan sabu.

"Awalnya dulu ganja, terus akhirnya berhenti dan lebih sering pakai sabu. Kalau tembakau gorila saya nggak pernah pakai dan nggak tahu kayak apa," ujar pria 37 tahun yang telah tiga kali masuk keluar rehabilitasi itu.

Kesulitan untuk berhenti menggunakan narkoba diakui WA ada pengendalian diri. Meski telah keluar dari rehabilitasi tapi terkadang muncul rasa ingin kembali menggunakannya, terutama di saat menghadapi masalah hidup.

"Itu yang buat saya keluar masuk rehabilitasi, misalnya bertengkar dengan istri, pelariannya pakai barang itu lagi," imbuhnya.

Disemprot zat kimia

Tembakau Gorilla mempunyai sejarah panjang. Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) BNNP Jateng, Susanto menyebut tembakau gorilla sebenarnya hanya tembakau biasa.

"Tapi tembakau itu disemprot zat kimia bernama Synthetic Cannabinoid yang efeknya sama seperti ganja," katanya.

Synthetic Cannabinoid merupakan zat sintetis (zat hasil sintesa di laboratorium) yang efeknya memungkinkan pengikatan resepto4 cannabinoid (CB1 atau CB2) dalam sel manusia.

Reseptor CB1 terletak di otak dan sumsum tulang belakang dan bertanggungjawab atas efek psikoaktif seperti ganja.

Reseptor CB2 terletak di limpa dan sel sistem kekebalan tubuh, serta bisa memediasi efek kekebalan.

"Synthetic cannabinoid umumnya disemprotkan pada sampel herbal, atau bahan lain kemudian dikeringkan dan dikemas, menjadi herbal atau rokok. Inilah yang dimaksud tembakau Gorilla," ucapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved