Mencari Figur Ketua Umum KONI

Rapat Anggota KONI Provinsi Khusus (Rakonprovsus) telah digelar pada 4 Februari 2017, dengan agenda utama membahas

Editor: BPost Online
BPost Cetak
dr Herita Warni MPD 

Oleh: DR HERITA WARNI MPD
Dosen JPOK FKIP ULM
Kabid Pendidikan dan Penataran KONI Kalsel

Masuk 10 besar pada PON ke-20 di Papua 2020, menjadi ambisi Kalsel. Sudah beberapa kali PON, Kalsel membuat target untuk masuk 10 besar, tetapi sampai pada PON ke-19 di Jawa Barat yang digelar September 2016 target belum terpenuhi. Kalsel hanya mampu bertengger di urutan ke-16 dengan raihan medali sembilan emas,10 perak, dan 18 perunggu.

Perolehan tersebut sesungguhnya naik tiga peringkat dari PON ke-18 di Riau, dengan raihan medali lima emas, 12 perak, dan 19 perunggu, menempati posisi ke-19. Namun demikian, masyarakat tidak mau tahu, yang mereka inginkan bagaimana Kalsel bisa masuk 10 besar.

Meningkatkan prestasi olahraga Kalsel, di antara tugas dan tanggung jawab Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kalsel.

Dan, tidak terasa masa kepemimpinan Ketua Umum KONI Kalimantan Selatan (Kalsel) antarwaktu Bambang Heri Purnama, sejak Februari 2016 akan berakhir pada April 2017. Kepemimpinan antarwaktu itu menggantikan Ketua Umum KONI periode 2013-2017 yang sebelumnya dipegang oleh almarhum HA Sulaiman HB, yang sebelum masa berakhirnya kepemimpinannya telah berpulang ke rahmatullah.

Lalu, siapa figur yang layak memimpin KONI Kalsel empat tahun ke depan?

Rapat Anggota KONI Provinsi Khusus (Rakonprovsus) telah digelar pada 4 Februari 2017, dengan agenda utama membahas persyaratan calon ketua umum dan pembentukan panitia penjaringan dan penyaringan calon ketua umum. Saat itu disepakati sembilan perwakilan panitia penjaringan dan penyaringan, yang terdiri dua dari KONI provinsi, dua dari KONI kabupaten/kota, empat dari pengurus provinsi cabang olahraga prestasi, dan satu dari pengurus provinsi olahraga fungsional, sebuah jumlah tim penjaringan yang cukup besar.

Ada dua tugas besar ketua umum terpilih. Pertama, sesegera mungkin melakukan pembinaan olahraga prestasi untuk memenuhi target 10 besar. Tidak ada alasan lagi dengan masalah dana untuk pembinaan karena sudah diback up oleh peraturan daerah tentang pendanaan.

Kedua, pemenuhan infrastruktur keolahragaan. Di Kalsel, infrastruktur keolahragaan masih sangat minim. Hal ini perlu perhatian khusus, jika ingin prestasi olahraga di Kalsel dapat meningkat. Apalagi jika hal ini dikaitkan dengan keinginan Gubernur H Sahbirin Noor yang telah disampaikan dalam beberapa kesempatan untuk menjadikan Kalsel sebagai tuan rumah PON XXI pada 2024 nanti.

Prestasi Atlet
Memang untuk meraih ambisi 10 besar di PON Papua, bukan pekerjaan mudah bagi ketua umum beserta pengurus KONI yang akan datang untuk merealisasikanya. Perlu kecermatan dan gerak cepat. Waktu tinggal kurang lebih tiga setengah tahun. Tiga setengah tahun bisa dikatakan waktu yang cukup panjang jika dimanfaatkan sebaik mungkin, dengan analisa yang cermat tentang apa yang mesti dilakukan, terobosan apa yang mesti diambil serta menganalisa kemungkinan-kemungkinan cabang-canbang olahraga yang memungkinkan meraih prestasi maksimal.

Namun, bisa juga waktu tiga setengah tahun itu merupakan waktu yang sangat singkat, karena waktu membina olahraga sampai mencapai prestasi memerlukan waktu yang cukup panjang dan program yang terarah. Dalam hal ini bagaimana kiat-kiat ketua umum beserta pengurus terpilih bahu membahu dengan para pengprov cabang olahraga. Karena semua atlet yang berprestasi tersebut berasal dari pengprov cabang olahraga.

Terkait infrastruktur, ini memang bukan tugas ketua umum KONI sendirian, tetapi bagaimana peta kebutuhan tersebut dapat terkomunikasikan dengan pemerintah daerah. Beberapa tahun yang lalu tersiar kabar bahwa akan dibangun sentra olahraga yang menempati lahan kurang lebih 400 hektare, tapi entah mengapa sampai saat ini hal itu sepertinya menguap. Harapannya adalah ketua umum terpilih nanti dapat menjembatani kembali rencana tersebut agar terealisasi. Jika hal ini terwujud, tentu sebuah prestasi dan prestige yang luar biasa.

Sosok Pemimpin
Persyaratan untuk menjadi ketua umum KONI Kalsel yang sepakati saat rakonprovsus antara lain, pertama, pernah menjabat sebagai ketua pengprov cabor/sebagai ketua KONI kabupaten kota/pengurus KONI provinsi. Kedua, mendapat dukungan oleh minimal empat KONI kabupaten/kota yang dinyatakan secara tertulis di atas materai. Ketiga, mendapat dukungan oleh minimal 10 pengprov cabang olahraga yang dinyatakan secara tertulis di atas materai.

Persyaratan tersebut digodok kembali oleh Tim Sembilan. Tambahan butir persyaratan, antara lain kesediaan untuk dicalonkan, surat kesehatan dan bebas narkoba, tidak sedang menjalani kasus pidana, dan membuktikan diri sebagai WNI dengan melampirkan KTP (BPost, 15/2/2017). Pendaftaran calon 15 Februari-15 Maret 2017 di Kantor KONI Kalsel.

Namun, ada hal yang lebih penting untuk diperhatikan ketika memilih figur ketua umum KONI. Seorang ketua umum harus benar-benar dapat mengabdikan dirinya untuk kemajuan olahraga. Kita bisa belajar dari HA Sulaiman HB (alm), seorang yang memiliki loyalitas tinggi terhadap olahraga. Banyak pengorbanannya terutama dari segi finansial yang seakan tidak berhitung untuk disumbangkan dalam pembinaan olahraga.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Akhir Bahagia

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved