Sang Jurnalis Hanya Bisa Terduduk dan Menangis di Tengah Bom Suriah

Diketahui pria yang terduduk dengan tangisnya adalah Abd Habak, jurnalis yang sedang mengabadikan melalui rekaman video.

Penulis: Restudia | Editor: Murhan
Mirror.co.uk
Ledakan bom bunuh diri di Suriah yang menghantam puluhan bus yang mengangkut warga sipil meninggalkan luka mendalam. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Ledakan bom bunuh diri di Suriah yang menghantam puluhan bus yang mengangkut warga sipil meninggalkan luka mendalam.

Puluhan mayat bergelimpangan, banyak di antaranya anak-anak. Dilansir Mirror, saksi mata mengungkapkan korban tewas sekitar 45 orang.

Duka bukan hanya dirasakan warga sipil yang selamat dari ledakan, tapi juga jurnalis yang melaporkan kejadian.

Tangis dari seorang jurnalis dibagikan akun twitter Ala'aShehabi. Dengan menggenggam kamera, dia menangis di belakang api yang berkobar membakar bus.

Diketahui pria yang terduduk dengan tangisnya adalah Abd Habak, jurnalis yang sedang mengabadikan melalui rekaman video.

Tangis dari seorang jurnalis dibagikan akun twitter Ala'aShehabi. Dengan menggenggam kamera, dia menangis di belakang api yang berkobar membakar bus.
Tangis dari seorang jurnalis dibagikan akun twitter Ala'aShehabi. Dengan menggenggam kamera, dia menangis di belakang api yang berkobar membakar bus. (Twitter/Ala'aShehabi)

Tak kuat melihat tragedi yang ada, dia pun meluapkan emosinya di antara mayat yang bergelimpangan. Salah satu mayat anak bahkan berada di sisinya.

Seorang saksi mata mengungkapkan kepada Zaman ENglish News, sebuah van tiba-tiba datang di kerumunan puluhan bus yang sedang mengevakuasi warga sipil.

"Anak-anak sedang berlari, kemudian tiba-tiba meledak", ujarnya seperti dilansir Mirror.

Ledakan terjadi di daerah Rasyidin, pinggiran Aleppo. Foto-foto kejadian pun menyebar di twitter.

Seorang warga setempat, Ahmed Afandar mengatakan, "Semua orang gelisah".

"Ribuan orang terjebak dalam ledakan yang hanya berjarak setengah kilometer".

"Kami tidak berani bergerak, maju ataupun mundur".

"Makanan didistribusikan beberapa jam setelah kejadian, warga dipaksa duduk kembali di dalam bus".

Anggota parlemen, Salloum Salloum menuduh pemberontaksebagai pelaku bom bunuh diri yang tak setuju dengan kesepakatan yang dibuat.

Rami Abdurrahman, Kepala organisasi HAM untuk SUriah yang bermarkas di Inggris mengatakan ada yang tidak setuju dengan kesepakatan

yang dibuat pemerintah dan pemberontak dengan mengevakuasi warga sipil bersenjata ke kota.

Perwakilan oposisi, Ali Diab mengatakan warga sipil bersenjata yang diangkut ke daerah pemerintah jumlahnya lebih sedikit, melanggar ketentuan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved