Berita Banjarbaru

Khusyuknya Para Pelajar Baca Kitab, Agamanya Beda-beda Lho!

Dalam pembacaan kitab suci bersama tersebut setiap pemeluk agama memiliki kesempatan sendiri untuk membaca kitab sucinya masing-masing.

Penulis: Milna Sari | Editor: Murhan
Banjarmasinpost.co.id/Milna Sari
Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) di GOR Rudy Resnawan Banjarbaru, Kamis (5/10/2017) 

Dengan adanya membaca kitab suci bersama ini bagi Yoga memupuk rasa kebersamaan diantara para pelajar dan pemuda di Kalsel. "Jarang ada acara kerukunan umat beragama yang diikuti oleh pelajar," tambahnya.

Ribuan pelajar dan pemuda tampak dengan khusyuk membaca doa bersama. Dibimbing oleh pemuka agama mereka mengiringi doa yang dibacakan.

Tak hanya satu agama, namun lima agama hadir untuk membaca kitab suci dan doa bersama terdiri dari Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha.

Masing-masing agama diwakili oleh beberapa pelajar pemeluk agama tersebut. Mereka berdoa bersama diiringi pemuka agama masing-masing dalam gerakan pemuda membaca kitab suci di GOR Rudy Resnawan Banjarbaru, Kamis (5/10/2017) dalam acara Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) yang diadakan Kemenpora RI.

Kabid Penelusuran dan Pemetaan IPTEK Kemenpora RI, Supadi mengatakan ada sekitar 2000 pelajar dan pemuda yang hadir untuk membaca doa bersama. Tak hanya pelajar dari Kalsel, namun juga beberapa pemuda dari seluruh Indonesia.

Acara ini dalam rangka dukungan program pada rangkaian acara Kirab Pemuda 2017 yang tengah digelorakan Kemenpora saat ini di 34 titik Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) juga siap dilaksanakan di tempat dan waktu yang sama dengan pelaksanaan Kirab Pemuda 2017.

Kegiatan ini adalah langkah awal Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dalam kegiatan keagamaan masing-masing. Disaat bersamaan ada moment Kirab Pemuda 2017 dimana para pemuda dari 34 provinsi dengan latar belakang keyakinan agama yang berbeda-beda tengah berkumpul menyuarakan semangat berani bersatu di tengah kebhinekaan. "Ini menjadi saat yang tepat untuk menumbuhkan semangat saling menghormati di tengah perbedaan keyakinan yang ada,” dijelaskannya.

Menurut data BPS tahun 2009-2015 tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan tiap tahun makin menurun, yakni dari 67,18% pada tahun 2009 ke angka 51,72% di tahun 2015. Data tersebut menjadi landsan utama kegiatan GPMKS ini diadakan.(rii)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved