Berita Kotabaru
Sopir Angkot Datangi Wabup, Soal Angdes Masuk Kota Bawa Penumpang
Sopir angkutan kota (angkot) terus mengeluh. Itu menyusul terus menurunnya pendapatan mereka
Penulis: Herliansyah | Editor: Murhan
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Sopir angkutan kota (angkot) terus mengeluh. Itu menyusul terus menurunnya pendapatan mereka disebabkan makin bertambahnya jumlah kendaraan pribadi, ditambah lagi penumpang pedesaan diangkut menggunakan angkutan desa (angdes).
Sulitnya penghasilan para sopir angkot terjadi dalam berapa tahun ini, pun memaksa mereka bereaksi. Beberapa perwakilan sopir angkot mendatangi Wakil Bupati Kotabaru Ir H Burhanudin dan menyampaikan persoalan itu.
Selain meminta Dinas Perhubungan, namun juga mendesak wakil bupati Kotabaru mencarikan solusi bagi para sopir angkot. Dengan mengeluarkan peraturan atau menfasilitasi kesepakatan, angdes tidak lagi membawa penumpang sampai ke dalam kota.
Keinginan para sopir angkot, agar mobil angdes dari beberapa kecamatan hanya sampai pada terminal Km 6, Stagen. Selanjutnya penumpang angdes ingin ke kota harus naik mobil angkot. Kecuali penumpang memiliki barang untuk dibawa ke kota.
Baca: Hamka Hamzah Sebut Laga Indonesia vs Islandia Amburadul : Ini Lelucon
Dengan harapan agar para sopir angkot, tidak hanya bisa bertahan di tengah kesulitan dialami saat ini. Tapi juga mendapatkan penghasilan.
"Kami juga ingin makan. Jadi kami hanya meminta penumpang angdes hanya sampai di terminal. Selanjutnya menggunakan taksi kota," pinta Toto, salah seorang sopir angkot.
Diungkapkan Toto dihadapan wakil bupati, petugas dishub kabupaten, provinsi, sat lantas dan instansi terkait serta perwakilan dari sopir angdes soal kesepakatan tersebut.
Terpisah, diakui Toto meminta pemerintah daerah memfasilitasi kesepakatan soal pengangkutan penumpang, khususnya dari kecematan yang sebelumnya menggunakan angdes.
Penghasilan selain untuk menutupi setoran, karena selama ini sopir angkot bisa bertahan hanya karena desakan ekonomi.
"Selama ini pendapatan sulit. Kalau soal penghasilan terus menurun. Bisa bertahan hanya karena agar kukus dapur tetap mengepul.
Pertemuan berlangsung selama kurang lebih dua jam, difasilitasi wakil bupati, dishub dan pihak terkait lainnya dicapai kesepakatan.
Sopir angdes membawa penumpang sampai di terminal, kecuali penumpang yang membawa barang. Sebaliknya dari kota, angdes hanya boleh mengakut penumpang dari teminal setelah menggunakan angkutan kota.
Selama dalam kota diperbolehkan parkir di terminal Higa Gunung, namun tidak membawa penumpang. Pun termasuk pemilik barang yang dibeli dari pasar hanya diperbolehkan naik angkot.
Kamaluddin, salah seorang sopir angdes tanggapannya tidak mempersoalkan kesepakatan dibuat dan difasilitas wabup dan instansi terkait.
