Restoran Sup Ular Langganan Aktor Mandarin Stephen Chow Resmi Tutup karena Sebab Menyedihkan ini

Salah satu restoran ular tertua di Hong Kong tutup untuk selamanya, mengakhiri lebih dari 110 tahun sejarah beroperasinya di Sheung Wan.

Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Eka Dinayanti
South China Morning Post
Salah satu restoran ular tertua di Hong Kong tutup untuk selamanya, mengakhiri lebih dari 110 tahun sejarah beroperasinya di Sheung Wan. 

"Suasana Hong Kong tua akan menghilang digantikan dengan toko modern seperti Zara, McDonald dan Fairwood, terutama dengan biaya sewa yang begitu mahal," katanya lagi.

Pencarian di panduan restoran OpenRice menunjukkan 36 restoran dengan karakter Cina untuk "ular" dalam nama mereka masih terbuka di Hong Kong, setidaknya empat dari mereka dengan lebih dari satu lokasi.

Mereka mungkin belum tentu spesialis seperti She Wong Lam, bagaimanapun, atau ular hidup di tempat.

Sejarawan Cheng berpikir masih ada sejumlah tempat yang layak untuk mendapatkan semangkuk sup ular dan tidak berharap mereka semua akan ditutup dalam waktu dekat.

Dia mengatakan pemilik Shia Wong Hip di Sham Shui Po, misalnya, telah mengajarkan saudara mereka tentang perdagangan ular dan menambahkan masih banyak toko ular di lingkungan itu dan di Yau Ma Tei.

Setelah penutupan She Wong Lam, keluarga Lo yang memiliki toko akan menyewakannya.

Sementara itu, Lo mengatakan, mereka telah menghubungi Museum Sejarah Hong Kong tentang mengumpulkan lemari ular, kandang dan meja.

Lemari kayunya berusia lebih dari 100 tahun.

Lo mengatakan bahwa Mak merancang pisau sakunya sendiri untuk membuat celah tajam untuk mengekstrak kantong empedu ular dan mengulitinya dengan cepat dan efisien.

Menurut Cheng, merancang pisau mereka sendiri adalah praktik umum di antara mereka yang berada dalam bisnis ular.

Bagi Lo, penutupan She Wong Lam juga merupakan akhir dari bab panjang dalam sejarah keluarga ini dan diwarnai dengan kesedihan.

Lima tahun yang lalu, lembaga penyiaran publik Hong Kong, RTHK membuat film dokumenter yang menampilkan Lo dan putranya Lo Yun-hei yang saat itu berusia tiga tahun, mengunjungi toko tersebut.

Pada saat itu dia berharap bisnis akan berlanjut ke generasi kelima.

Kenyataannya adalah bahwa keluarga menghormati keinginan Mak untuk pensiun dan Lo berharap untuk menjaga nama toko tetap hidup.

"Saya punya niat untuk kembali ke Hong Kong ketika saya pensiun dan saya masih memiliki hak atas nama itu. Jadi, mungkin saya akan membuka restoran dengan nama yang sama," kata Lo.

(banjarmasinpost.co.id/yayu fathilal)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved