Melihat Aksi Ladyfire Banjarmasin

Ladyfire Satu Ini Mengaku Tak Sempat Lagi Pakai Pupur Atau Gincu, Lihat Foto-foto Cantiknya

Ya bagaimana tidak, kalau mereka sampai terlambat ke tempat musibah, si jago api bisa lebih meluas dan membabi buta.

Penulis: | Editor: Didik Triomarsidi
Istimewa
Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sikap siap siaga tentunya selalu ditanamkan dalam diri seorang relawan, terlebih seorang pemadam kebakaran.

Ya bagaimana tidak, kalau mereka sampai terlambat ke tempat musibah, si jago api bisa lebih meluas dan membabi buta.

Para pemadam atau firefighter ini selalu mengedepankan kecepatan ketimbang penampilan.

Hal ini seperti yang telah dilakulan oleh satu di antara ladyfire atau pemadam perempuan di Bajarmasin, Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK).

Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK).
Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK). (Istimewa)

Saat bertugas dirinya tak lagi memikirkan untuk berdandan, berupupur apalagi menggunakan gincu. Namun ada saat-saat tertentu dirinya mengenakan gincu, seperti saat opsar Basarnas.

"Kalau sudah ada api itu sudah gak sempat pupuran lagi, yang penting baju sama safety sudah di tangan dan tinggal berangkat. Kalonya pas masih tidur, dan ada api, kalau lambat saya bisa ketinggalan unit. Dan mau gak mau harus menunggui unit yang lain ikut nebeng," ungkapnya pada banjarmasinpost.co.id, Jumat (21/9/2018) pagi.

Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK).
Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK). (Istimewa)

Jangankan mikirkan penampilan, Imah lebih mementingkan keselamatan. Tak jarang dirinya terkena semprot, terberusul, bahkan terinjak paku.

"Sering banget itu kena semprot. Rasamya itu wajah saya kaua ditampar orang pakai helm," ungkap Imah sambil mengenang kejadian di lapangan.

Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK).
Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK). (Istimewa)

Sepertinya hanya wanita tangguh saja yang sanggup melakukan pekerjaan ini. "Kalai laki-laki saja bisa, kenapa kami tidak kan. Kalonya sudah di lapangan tuh apa aja yang bisa dikerjakan maka kamii kerjakan terus. Biar pun relawan tanpa gajih dan nyawa taruhannya kami tak mengapa," jelasnya.

Tak jarang Imah juga ketinggalan unit BPK kesatuannya. Hal ini karena keterlambatannya.

"Sering banget saya itu ketinggalan unit. Lari-lari saya mengejar unit, tapi tetap ditinggal. Kalau sudah gitu saya biasanya nebeng dengan unit lain, atau meluncur dengan kendaraan sendiri. Tapi sekarang gak berani lagi meluncur sendiri, resikonua terlalu besar," paparnya.

Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK).
Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK). (Istimewa)

Pekerjaan yang memiliki resiko tinggi ini terkadang menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua. Apalagi seorang wanita yang seharusnya berbuat kalem dan lemah lembut.

"Orang tua saya setuju-setuju saja kak. Asal tetap hati-hati kata beliau, dan juga tetap utamakan keselamatan. Dan karena di kesatuan BPK MMK ini semua anggotanya itu rata-rata dari keluarga semua," jelasnya.

Hal itulah yang membuat Imah tetap semangat. Hal lain yang membuat srikandi pemadam ini terus bersemangat yaitu karena si doi juga merupakan seorang pemadam juga.

"Karena pacar saya juga mendukung banget. Soalnya dia pemadam jua," ujarnya sambil tertawa.

Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK).
Halimah (16) atau Imah dari kesatuan BPK Masjid Muhammadiyah Kelayan (MMK). (Istimewa)

(Banjarmasinpost.co.id/airul syahrif)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved