Berita Banjar

Cita Rasa Kopi Aranio Digemari, Sayang Produksinya Turun, Begini Penyebabnya

Kopi Aranio yang diproduksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Sejahtera, Desa Tiwinganbaru, Kecamatan Aranio, stagnan.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
ARIANTO UNTUK BANJARMASINPOST.CO.ID
Beginilah pengolahan bubuk kopi Aranio yang dijalankan BUMDes Bina Sejahtera, masih secara tradisional. Mereka belum memiliki perlengkapan memadai karena keterbatasan modal. 

Melalui Dinas Kesehatan setempat, Pemkab Banjar telah memberikan izin PIRT (produksi industri rumah tangga) kepada BUMDes Bina Sejahtera.

Selain itu melalui Rumah Kemasan Banjar milik Dinas Koperindag, juga telah membantu membikin desain dan pencetakan brand kopi Aranio produksi BUMDes Bina Sejahtera.

Baca: Hasil Visum Ifan Seventeen Pasca Video Digerebek dengan Citra Monica Viral di Medsos Diungkap Polisi

Baca: Terobosan Pertama OPPO Kamera Selfie di Bawah Layar, Begini Penampakannya

Pegiat UPT Inkubasi Bisnis, Uniska, Rakhmat Nopliardi mengatakan kopi Aranio memiliki keunggulan tersendiri dibanding kopi lokal dari daerah lain di Indonesia. Citarasanya yang harus merupakan salah satu kelebihannya.

"Kami sudah melakukan tes, mencampur kopi Aranio dengan beberapa biji kopi dari daerah lain. Hasilnya, citarasa kopi Aranio selalu lebih kuat atau dominan," sebut Rakhmat.

Tanaman kopi Aranio di Kabupaten Banjar, termasuk di Tiwinganbaru memang memiliki sejarah tersendiri karena merupakan peninggalan Belanda. Biji kopinya kecil-kecil mirip biji kedelai dan lebih tahan lama disimpan.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved