Berita Banjarbaru
Satgas Karhutla Mulai Dirikan Posko, Waspadai Kemarau Lebih Ekstrim di 2019
petugas sudah memasang tenda sebagai posko penanganan sekaligus pemantau kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Satuan Tugas (Satgas) penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalsel mulai bergerak. Kali ini petugas sudah memasang tenda sebagai posko penanganan sekaligus pemantau kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Wahyuddin, Minggu (30/6/2019) membenarkan sudah dipasang sebanyak 5 tenda posko.
"Pertama di bati bati, kedua di Guntung Damar , Ketiga di RSJ Sambang lihum, keempat di Alalak, dan posko Induk di halaman BPBD, semua anggota satgas mulai besok sudah mulai bertugas di posko masing-masing," kata Wahyuddin.
Terhitung per satu Juli 2019. Gubernur Kalsel membuat surat penetapan siaga kebakaran hutan dan lahan di tahun 2019 ini.
Status siaga kebakaran hutan dan lahan ini dibuat untuk kewaspadaan kebakaran hutan dan lahan karena musim kemarau tiba.
Baca: Alami Gangguan Jiwa, WN Ditemukan Gantung Diri Dalam Kamar
Baca: Hasil Moto2 di MotoGP Belanda 2019, Fernandez Juara, Penabrak Dimas Ekky Finish di Posisi Ini
Baca: Jalan Berlubang Hiasi Akses Alternatif Menuju Wisata Pantai di Tanahlaut
Baca: Tanda Alam Maia Estianty dan Irwan Mussry Berjodoh Sebelum Skandal Mulan Jameela & Ahmad Dhani?
Wahyuddin, menjelaskan menurut Prediksi BMKG status kemarau ini puncaknya pada Agustus dan tingkat kepanasanya akan semakin tinggi alias el nino moderat.
"Karena itu dihimbau semua sektor terkait bisa menyesuaikan untuk menjaga kawasan masing masing agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Wahyuddin.
Mantan kepala BKD Kota Banjarbaru ini mengemukakan bahwa daerah yang dilaporkan titik yang rawan tingkat karhutlanya.
Lima Kabupaten kota yang rawan sementara ini, yakni Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tapin.
Dari data tingkat nasional, Kalsel masih masuk dalam 16 di Indonesia yang rawan kebakaran hutan dan lahan.
Kalsel perlu mewaspadai di 2019, karena dari titik hotspot sepanjang tahun 2018 silam, terjadi 946 kali kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan 727 titik panas (hotspot).
Dari data sumber satelit Sipongi dan KLHK, dilaporkan sebanyak 9.902 lahan gambut yang terbakar dan 88.736 hektar are lahan mineral.
Tidak ayal, sambung Wahyuddinn bahwa kebakaran hutan dan lahan merupakan satu bencana yang di soroti serius oleh negara tetangga karena mengganggu.
Sehingga secara politik itu mengggu pemerintahan. "Karena itu banyak kementerian yang membuat program termasuk di bidang Politik hukum dan ham termasuk didalamnya mengevaluasi dan Monitoring hal ini.
Dijelaskan Wahyuddin, memang dilihat tahun 2017 kasus kejadian Hot Spot sangat minim karena dibantu dengan hujan alias cuaca, dan di 2018 ini naik, sehingga potensi ini harus diantisipasinya di 2019.
