Berita Banjarbaru

Satgas Karhutla Mulai Dirikan Posko, Waspadai Kemarau Lebih Ekstrim di 2019

petugas sudah memasang tenda sebagai posko penanganan sekaligus pemantau kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
BPBD Kalsel untuk BPost
Satgas Karhutla mendirikan Tenda Posko Pengedalian Karhutla di RSJ Sambang Lihum 

Karena itu BPBD membuat strategi karhutla 2019 , lebih mengedepankan pencegahan dengan mensosialisasikan sanksi hukum kepada masyarakat dan perusahaan.

Pihaknya mengutamakan keterlibatan masyarakat setempat dalam menjaga wilayahnya dari kebakaran lahan serta meningkatkan manajemen komando dan jumlah personil melalui keterlibatan pasukan TNI/Polri /perusahaan/masyarakat/Manggala Agni / satuan damkar/MPA/dan sejenisnya.

Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru memprediksi cuaca panas lebih ekstrim dibanding kemarau tahun lalu.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru, Goeroh Tjiptanto, M. T. I, menjelaskan ada tiga alasan yang mempengaruhi kondisi itu, pertama memang karena El Nino yang merupakan pemicu kemarau.

Karena, meski fenomena global yang pemicunya el nino tahun lalu normal, sedangkan tahun ini lemah namun meskipun lemah, hal ini berdampak lebih kering.

Kedua, Goeroh juga menyebutkan mengingat pada kemarau tahun ini sifat hujannya akan lebih kering dibandingkan tahun lalu.

Baca: Saingan Luna Maya untuk Jalin Hubungan dengan Faisal Nasimuddin, Dina Albens Tak Kalah Cantik

Baca: Beban Batin Galih Ginanjar yang Lecehkan Fairuz A Rafiq Diungkap sosok Ini, Soal Barbie Kumalasari?

Baca: Fikry Sentil Mantan Pejabat Belum Kembalikan Sepeda Motor Dinas

Sehingga petani yang biasanya menanam tanaman yang berumur panjang, pun bisa mensiasatinya dengan memilih umur panen tanaman yang lebih pendek.

" Iya meskipun tidak mesti begitu. Karena melihat kondisi lahan pertanian di kalsel yang memang berbeda-beda dibanding lahan di Jawa, sehingga selain dengan mengganti model tanamannya, juga bisa mensiasatinya dalam hal manajemen perairannya," terang Goeroh.

Sedangkan yang terakhir, meski musim kemarau akan terjadi sejak Juli nanti, sedangkan puncaknya diperkirakan berlangsung antara Agustus hingga Oktober.

Namun kondisi ini tambah Goeroh lagi, tidak serta merta berlangsung bersamaan di sejumlah kabupaten dan kota di Kalsel.

Hal tersebut dikarenakan penjalaran penjalaran musim hujan dan kemarau berbeda-beda di suatu tempat, dan ini menjadi catatan penting bagi masyarakat bagaimana menghadapinya.

" Jadi kalau misalkan Banjarmasin Banjarbaru masuk kemarau, bukan berarti daerah lain juga kemarau.

Sehingga penting menurut Goeroh sejumlah petani atau masyarakat pun berkordinasi dengan dinas masing-masing. Terutama tentang ancaman hama atau lainnya, yang bisa saja muncul seiring musim kemarau terjadi.

(banjarmasinpost.co.id/nurholis huda)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved