Melihat Sekolah Lapangan Kapuas
Usaha Kerajinan Rotan di Desa Pulau Telo Baru Kapuas, Omset Puluhan Juta dan Berprestasi Nasional
Slamet dan Salasiah perintis usaha kerajinan rotan dari Desa Pulau Telo Baru Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah (Kalteng).
Penulis: Fadly Setia Rahman | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, KUALAKAPUAS - Slamet dan Salasiah perintis usaha kerajinan rotan dari Desa Pulau Telo Baru Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah (Kalteng).
Sejak 2011 lalu pasangan mereka menjalankan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di desa, yang masuk kawasan One Village One Product (OVOP) tersebut.
Tekun dan ulet menjalankan usaha bersama beberapa karyawannya. Modal awal otodidak dengan banyak melihat dan mencoba. Hingga ragam produk olahan rotan bisa dibuat oleh mereka.
Mengunjungi tempat usaha mereka di Desa Pulau Telo, banyak bahan rotan di berbagai penjuru rumah. Terlihat di halaman, teras hingga bagian dalam.
Baca: Usaha Madu Kelulut di Kapuas Ternyata Menjanjikan, di Sei Asam Kades dan Warga Sukses Raih Laba
Baca: Ada Sekolah Lapang Kelompok Tani di Anjir Kalampan Kapuas, Ajarkan Buka Lahan Tanpa Bakar
Baca: Tembus Hingga Belasan Juta Rupiah, Konsumen Pun Berburu Diskon LSUV di GIIAS 2019
Begitu masuk banyak hasil kerajinan rotan terpajang berkelompok. Mulai dari tas, tikar, keranjang, topi, tudung saji dan lain sebagainya.
Para pengrajin termasuk pemilik usahanya sibuk dengan aktivitas mengolah rotan. Utamanya di ruang tengah dan belakang rumah.
Tak hanya keuntungan secara materi yang didapat, pemilik UD Nabil Reyhan Rotan tersebut telah mengeyam ragam prestasi dari usaha yang mereka lakoni tersebut.
Berkat kesungguhan mereka yang selalu bertekad menghasilkan produk terbaik dan menjaga usaha mereka tetap bertahan. Hingga selalu dipilih oleh pemerintah mewakili Kapuas dalam berbagai ajang.
Tahun 2014 lalu, mendapat penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI sebagai Juara 1 Tingkat Nasional Pemuda Pelopor Tahun 2014.
Tahun berikutnya mendapat Piagam Penghargaan dari Kementerian Perindustrian RI, mengenai produk OVOP bintang 3 tingkat Nasional tahun 2015.
Terbaru, akhir 2018 tadi mendapat penghargaan dari Pemprov Kalteng. Yakni penghargaan kualitas dan produktivitas Siddhakarya 2018. Dengan kualifikasi usaha menengah berkinerja baik (good performance).
"Kami selalu berusaha menjaga kualitas produk kerajinan rotan. Produk yang kami olah ada tikar, tas, keranjang, kursi dan sebagainya," kata Slamet dijumpai beberapa waktu lalu.
Harga kerajinan tangan berbahan rotan yang mereka jual beragam. "Kalau tas dari harga Rp 40 ribu sampai harga Rp 150 ribu. Kalau tikar dari Rp 300 ribu sampai Rp 550 ribu. Kalau yang motif sampai Rp 800 ribu, tergantung ukuran dan motifnya," bebernya.
Keuntungan yang diperoleh setiap bulannya pun cukup menjanjikan melihat kini usahanya yang sudah berkembang pesat. "Omset perbulan berkisar Rp 40 - 50 juta," ucap Slamet sambil tersenyum
Bahan-bahan kerajinan rotan didapat dari pengepul-pengepul di sekitar Kuala Kapuas diantaranya dari Kecamatan Dadahup, Kecamatan Kapuas Hilir dan sekitarnya.
