Berita Jakarta

Menteri LHK Klaim Kebakaran Hutan di Kalimantan Sudah Menurun, Begini Penjelasan Siti Nurbaya

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengklaim bahwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Kalimantan sudah mulai menurun.

Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/nurholis huda
Menteri LHK, Siti Nurbaya di Tahura Sultan AdamM, Mandiangin meletakkan batu pertama pembanngunan plaza Jokowi 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengklaim bahwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Kalimantan sudah mulai menurun.

Menurut Siti Nurbaya, puncak kebakaran hutan terjadi pada 4-6 Agustus lalu.

"Kalau lihat fluktuasi hotspot-nya sebetulnya masih bisa dikontrol oleh satgasnya. Yang paling berat waktu angka hotspot-nya masih di atas 1.000-an tanggal 4,5, dan 6 Agustus," kata Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/8/2019).

Siti Nurbaya menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam atas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi.

Menurut dia, Presiden Jokowi sudah memerintahkan untuk melakukan pencegahan, patroli monitoring hotspot, hingga pengendalian pemadaman.

Baca: Kerusuhan di Manokwari, Wagub Papua Barat: Aktivitas Warga Lumpuh Total, Perekonomian Terganggu

Baca: Sambut Jenazah Praka Sirwandi Korban KKB Papua, Kasrem: TNI Bukan Kaleng-kaleng Jaga NKRI

Baca: Penyebab Chacha Frederica Tak Diundang di Pertunangan Jessica Iskandar & Richard Kyle Terungkap

Ia menyebut 35 helikopter sudah diterjunkan untuk membantu pemadaman. Hasilnya, hotspot sudah mulai menurun di Kalimantan.

"Kemarin sih hotspot sudah turun jadi 900-an. Di Kalbar tadinya yang paling banyak sampai 500 sekian angkanya hotspot-nya, sekarang sudah 300-400," ucap Siti Nurbaya.

"Dari situ kita ikuti terus, saya sudah komunikasi terus dengan gubernur," kata dia.

Siti pun mengakui kebakaran hutan dan lahan tahun ini lebih parah dari tahun sebelumnya.

Namun, menurut dia, hal itu murni disebabkan karena faktor cuaca, bukan karena upaya pencegahan dan pemadaman yang tidak maksimal.

Helikopter BNPB melakukan bom air memadamkan api yang membakar lahan semak belukar dan kebun cabai di Desa Sungai Rutas Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Minggu (18/8/2019)
Helikopter BNPB melakukan bom air memadamkan api yang membakar lahan semak belukar dan kebun cabai di Desa Sungai Rutas Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Minggu (18/8/2019) (HO/BPBD Tapin)

Sebelumnya, kebakaran hutan di Kalimantan dikeluhkan oleh warga lewat media sosial.

Akun @lidyaidesma mengunggah video di Twitter yang menunjukkan bahwa kebakaran hutan terjadi tidak jauh dari permukiman warga.

Dalam kicauannya pada Selasa (13/8/2019) lalu itu, ia juga menulis akun Presiden Jokowi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

"Twitter please do your magic. Dear Bapak @jokowi @BNPB_Indonesia. Butuh berapa RT supaya Bapak mau bantu kami? Karhutla jarak kurang dari 50m dari rumah warga. Armada minim. Ayolah Pak. Listrik di jawa mati, Bapak turun tangan. Kami wisata asap disini, ditontonin doang," tulis akun itu.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK) menyatakan, berdasarkan data yang dihimpun sepanjang Januari hingga Mei 2019, terdapat 42.740 hektar hutan dan lahan terbakar.

Jumlah luas hutan dan lahan yang terbakar itu diketahui berdasarkan pengamatan citra Landsat 8 Operational Land Imager dan pemantauan lapangan.

Hai Guys! Berita ini ada juga di KOMPAS.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved