Begini cara Agar Anak Disiplin Menurut Psikolog UMB
Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) Dyta Setiawati H, MPsi Psikolog, menjelaskan, disiplin
Penulis: Salmah | Editor: Eka Dinayanti
Contohnya, tidak boleh loncat-loncat di sofa.
Menangani Perilaku Buruk.
Pilih hal-hal apa saja yang mau dikurangi perilakunya.
Putuskan apakah suatu reaksi yang dilakukan itu perlu dilakukan.
Jika kita keras terhadap segala hal, dari anak merengek saat mau tidur sampai menggigit orang lain, kita hanya akan membuat siapa pun kesal.
Katakan Tidak jika anak melakukan kesalahan, seperti memukul temannya, katakan segera dengan tegas, “Tidak boleh memukul teman”
Jika anak sudah lebih besar, kita juga bisa meminta dia meminta maaf.
Walaupun begitu, batasi penggunaan kata “tidak” hanya untuk perilaku buruknya saja.
Karena, kalau tidak, anak akan mengabaikan kita.
Jika dia melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya atau menyakiti siapa pun (misalnya, mencoret-coret tangannya dengan spidol), katakan, “Kalau mau menggambar, di kertas saja ya, nak.”
Membuat Konsekuensi
Carilah konsekuensi yang berpengaruh terhadap anak.
Ini bisa saja mengambil atau menahan satu hal istimewa yang dia miliki atau sukai atau meminta dia melakukan sesuatu yang tidak dia sukai.
Anak usia 2 tahun ke atas bisa khawatir dengan sebuah peringatan, seperti, “Kalau kamu terus-terusan melempar-lempar pasir, kamu tidak boleh main di pasir itu.”
Kita harus serius dengan konsekuensi yang sudah kita katakan.
Konsisten
