Berita Kabupaten Banjar
KIRAM MEMBARA, Puluhan Rimbawan Tahura Sultan Adam Berjibaku Lawan Api, Begini Hasilnya
Kebakaran di kawasan Tahura Sultan Adam kembali membuat repot para petugas. Kali ini kebakaran yang terjadi di Desa Kiram, Kabupaten Banjar
Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kebakaran di kawasan Tahura Sultan Adam kembali membuat repot para petugas. Kali ini kebakaran yang terjadi di Desa Kiram, Kabupaten Banjar puluhan rimbawan diterjunkan bergelut dengan api selama satu jam lamanya.
Kebakaran yang terjadi pada larut malam tadi itu terjadi di Desa Kiram, sebanyak 50 rimbawan Tahura Sultan Adam berjibaku melawan kobaran api. setelah 1 jam api pun bisa dikuasai
"Api berkobar lagi di desa kiram yang berbatasan langsung dengan kawasan Konservasi Tahura Sultan Adam. Alhamdulilah dengan kekuatan penuh kami berhasil padamkan. Saya bangga berjuang dengan kalian para kru. Slalu ikhlas dan semangat dalam bekerja demi lingkungan dan udara yang sehat," ucap Kepala Tahura Sultan Adam, Rahmad Riansyah, Senin (23/9).
Dia mengatakan kebakaran di desa kiram jam 22.30 itu menghanguskan 4-5 hektar padang alang-alang. Dia mengerahkan Empat regu dalkar sekitar 40 orang karena lokasi berbatasan langsung dengar kawasan Konservasi Tahura Sultan Adam yang juga Areal Rehab DAS.
Baca: BREAKING NEWS - Hujan Lebat Guyur Kota Banjarmasin dan Kertak Hanyar, Alhamdulillah
Baca: JADI MITOS, Petahana Wali Kota Banjarmasin Takkan Bisa Jabat Dua Periode, Begini Kata Pengamat
Baca: Penggerebekan di Cilincing, Densus 88 Temukan Surat Terduga Teroris Pamitan Mau Lakukan Pengeboman
Siaga api di Tahura sultan Adam. Segala macam cara diakukan agar kebakaran hutan dapat di minimalisasi, termasuk penyebaran tong-tong air 175 liter di tempat rawan karhutla dan susah didapat air.
"Alhamdulilah areal ekowisata Mandiangin sudah kita sebar 25 tong air. Semoga tidak terjadi musibah kebakaran.Iya antisipasi karhutla agar bisa diminimalisir ya dengan penempatan tandon-tandon dan tong air pada titik rawan karhut karen pada musim kemarau sungai atau aliran air pada mengering," katanya.
Kawasan Tahura sultan Adam pun masih ditutup areal mandiangin pada sore sampai pagi, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, kecuali jumat malam dan sabtu malam karena pada malam itu kekuatan full menjaga mandiangin.
"tetapi sementara musim kemarau kami tidak mengizinkan pengunjung yang camping membuat api unggun," ucap Rahmad.
Dia mengatakan aturan itu setidaknya diberlakukan sampai awal oktober atau sampai awal musim hujan. Selain itu dia menyampaikan sekarang punya stategi dalam pembagian kekuatan, Tahura sultan adam membagi 8 regu, masing-masing Resort Pengelolaan Hutan (RPH) memiliki 1 regu beranggotakan 6 - 8 orang dalkarhut dengan di koordinir kepala RPH dengan di back up Kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) setempat (Tahura Sultan Adam punya 3 RPH/RPH Sei Luar, RPH Rantau Bujur dan RPH Tanjung serta 12 MPA yang berkekuatan 15-20 org/MPA).
Juga memiliki 5 Regu pemukul yang beranggotakan 10 orang, dmana 2 regu diantaranya dilengkapi mobil bermuatan tanki air serta ditunjang 6 pemantau api yang mengerti tiap jengkal lokasi di Tahura Sultan Adam.
setiap hari regu di RPH melakukan patroli dan pendekatan kepada warga untuk menjaga lingkungan serta menghindari penggunaan api dalam mengolah lahan.
"Kami juga bikin jadwal piket di mandiangin 6-10 orang selama 24 jam diluar dari regu dalkar. Pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membakar lahan. Kami juga mengirim imbauan berupa surat kepada pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dan UPT kemenLHK agar berperan serta aktif dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah tahura SA dengan membentuk regu dalkar yang dibekali keahlian dan sapras yang memadai sehingga akan kami panggil jika keadaan mendesak," bebernya.
Terpisah BPBD Kabupaten Banjar bersama satgas karhutla cukup kerepotan melakukan upaya pemadaman karhutla yang terjadi tiap hari di berbagai wilayah.
Terhitung sejak 8 Juli hingga 18 September kemarin, setidaknya sudah 666,1 hektare lahan hangus terbakar.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Banjar Irwan Kumar mengatakan lahan terbakar diperkirakan terus bertambah mengingat musim hujan baru akan mulai pada awal Oktober mendatang.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan luasan lahan terbakar melebihi tahun lalu yang mencapai 700 hektare.
Ini terbukti dengan hotspot (titik api) yang terus bertambah. Data terakhir pada September ini, titik api sudah di angka 67, semenatara di bulan Agustus 95 hotspot, dan Juli 26 dengan total 188 titik api.
Peralatan pemadaman yang dimiliki BPBD Banjar ada dua truk tangki kapasitas 5.000 liter, 5 mobil bak terbuka lengkap dengan tandon, selang, dan alkon jinjing yang digunakan untuk memadamkan api di lokasi sulit dijangkau kendaraan besar.
Dengan peralatan tersebut, Kalak BPBD Banjar akui belum cukup untuk pemadaman tanpa adanya bantuan pihak terkait lainnya, seperti Manggala Agni, BPK Pemda dan swasta, personil TNI dan Polri serta relawan dari masyarakat turut bahu membahu memadamkan api.
(banjarmasinpost.co.id/niakurniawan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/kebakaran-hutan-terjadi-di-desa-kiram-kabupaten-banjar-puluhan-rimbawan-diterjunkan.jpg)