Berita Internasional
Dianggap Langgar Konstitusi, DPR AS Umumkan Buka Penyelidikan Resmi untuk Pemakzulan Presiden Trump
Langkah diambil setelah Trump dianggap melanggar konstitusi dengan mencari bantuan dari Ukraina untuk menghalangi saingannya dari Joe Biden.
BANJARMASINPOST.CO.ID, WASHINGTON - DPR Amerika Serikat secara resmi membuka penyelidikian formal untuk pemakzulan Presiden Donald Trump, karena dianggap konstitusi dengan mencari bantuan dari Ukraina untuk menghalangi saingannya dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat Nancy Pelosi mengumumkan, pada Selasa (24/9/2019), resmi membuka penyelidikian formal untuk pemakzulan Presiden Donald Trump.
Langkah tersebut diambil setelah Trump dianggap melanggar konstitusi dengan mencari bantuan dari Ukraina untuk menghalangi saingannya dari Partai Demokrat, Joe Biden.
"Tindakan Presiden Trump mengungkap fakta yang tidak terhormat tentang pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya dan terhadap keamanan nasional serta integritas pemilu kita," ujar Pelosi.
"Karena itu, hari ini saya mengumumkan bahwa Dewan Perwakilan melangkah maju dengan penyelidikan pemakzulan resmi," lanjutnya.
Baca: Misi Tumbangkan Donald Trump, Aktor Tom Cruise 2020 Menargetkan Kursi Presiden Amerika Serikat
Dilansir AFP, Pelosi mengumumkan langkah pemakzulan itu usai bertemu dengan sesama anggota kaukus Demokrat, di mana seruan untuk pemakzulan meningkat meski ada kekhawatiran bahwa langkah itu akan merusak peluang mereka dalam pemilu 2020.
Pengumuman itu turut dipicu oleh laporan skandal bahwa Trump berupaya menekan presiden Ukraina untuk membuka penyelidikan korupsi terhadap Joe Biden, dan putranya, Hunter.
Pemicu konfrontasi ini adalah laporan pengukapan rahasia yang terpusat pada panggilan telepon yang dilakukan Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli lalu.
Pihak Gedung Putih telah menolak desakan untuk merilis keluhan dari pengungkap rahasia komunitas intelijen kepada Kongres AS.
Laporan pengaduan itu diduga menggambarkan bagaimana Trump telah mencari bantuan dari Ukraina untuk melawan Biden, yang saat ini menjadi kandidat terdepan dari Partai Demokrat untuk nominasi presiden.
Baca: Indeks Bursa Wall Street Rontok Gara-gara Ini, Begini Reaksi Kekesalan Donald Trump
Trump, pada gilirannya, telah mengakui bahwa dirinya berbicara dengan Zelensky tentang Biden dalam panggilan telepon itu dan mengatakan bahwa dia telah menghentikan bantuan ke negara tersebut untuk sementara, sebelum dicairkan minggu lalu.
Kendati demikian, Trump menolak tuduhan bahwa kedua hal tersebut saling berkaitan dan mengatakan bahwa pembekuan bantuan tersebut guna mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan dukungan mereka kepada pemerintah Ukraina.
Sementara Pelosi, yang awalnya menentang keras langkah pemakzulan, berharap agar Demokrat dapat tetap fokus dalam mengamankan kursi Senat dan Gedung Putih pada 2020.
Akan tetapi setelah tujuh petinggi Demokrat yang moderat menyatakan mendukung penyelidikan pemakzulan secara penuh pada Senin (23/9/2019) malam, maka sedikitnya 170 dari 235 anggota Demokrat di kursi DPR AS mendukung langkah itu.
"Saya ada di sana.. pada tahun 1990-an ketika kami menulis undang-undang tentang pengungkap rahasia (whistleblower) dan terus menulisnya untuk memastikan keamanan intelijen kami dan pengungkap rahasia kami," kata Pelosi.
Baca: Presiden Trump Pastikan Anak ke-15 Osama bin Laden, Hamza bin Laden Sudah Tewas
