Berita Kalsel
Bawakan Madihin Garapan Baru di Istora Senayan Jakarta, Tantangan yang Dirasakan Pentolan JT Junior
Bawakan Madihin Garapan Baru di Istora Senayan, Tantangan yang Dirasakan Pentolan JT Junior
Penulis: Frans Rumbon | Editor: Royan Naimi
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Tim kesenian dari Taman Budaya Kalsel menampilkan kesenian khas Banjar yaitu Madihin pada Temu Karya Taman Budaya se Indonesia sekaligus juga rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional di Istora Senayan Jakarta, kemarin Senin (7/10/2019) sore.
Menariknya, kesenian Madihin yang ditampilkan ini bukan seperti biasanya, namun ditampilkan dalam bentuk garapan atau kemasan sedikit berbeda yakni berupa komposisi musik tradisi.
Adapun instrumen musik yang digunakan berupa terbang madihin, terbang melayu, panting, suling bambu, kampul hingga akordeon.
Hadirnya akordeon ini sendiri semakin membuat pementasan yang berjudul Bermadah ini menjadi semakin kental dengan sentuhan irama melayu.
Baca: Penyandang Disabilitas di Banjarmasin Diberikan Program Asah Skill di Kelas Trio Motor, Apa Itu?
Baca: Raffi Ahmad Juga Raba Artis ini di Depan Nagita Slavina Sebelum Video Angela Lee Beredar
Baca: Satu Kesalahan Fatal Luna Maya Saat Pacaran Bikin Gagal Nikah, Termasuk Ariel NOAH & Reino Barack
Baca: Transformasi Veronica Tan Seusai Cerai dari Ahok & BTP Nikahi Puput Nastiti Devi, Ada Afgan & Reza
Baca: Benarkah Mulan Jameela Tak Penuhi Syarat Jadi Anggota DPR RI? Istri Ahmad DhaniKembali Disorot
Perpaduan dari seluruh instrumen musik tradisi ini pun akhirnya menjadi sebuah karya yang sangatlah menarik.
Setidaknya ada sekitar 18 seniman Banua yang tampil dan masuk dalam tim kesenian dari Taman Budaya Kalsel yang mementaskannya.
Termasuk di antaranya adalah trio pentolan pemadihinan di Banua yakni JT Junior yang terdiri atas Hendra Alam, Yuanda Tralala dan juga Said Jola.
Kesan tersendiri pun dirasakan oleh Hendra Alam yang sudah membawakan kesenian madihin ke berbagai daerah di Tanah Air bahkan hingga mancanegara.
"Ini sebuah terobosan. Tentunya ini juga memberi warna baru untuk kesenian tradisi Kalsel. Dan kalau dikemas dan disatukan dengan kesenian tradisi lainnya dalam sebuah pentas ternyata menarik," kata anak dari maestro madihin Kalsel yakni almarhum John Tralala ini.
Hendra pun sangat mengapresiasi sang komposer yakni Lupi Anderiani yang menggarap serta mengemas kesenian madihin dengan cara berbeda ini.
Tantangan tersendiri pun diakui oleh Hendra dirasakannya bersama pentolan JT Junior lainnya ketika membawakan madihin dengan garapan komposisi musik tersebut.
"Kalau kendala sebenarnya tidak ada, dan tantangannya kami main gendang (terbang) iramanya harus menyesuaikan dengan irama musik," katanya.
Seniman lainnya yang ikut terlibat dalam pementasan di Istora Senayan ini, adalah Aman Babun, Zacky, serta penyanyi lagu Banjar seperti Hadjir serta Juara Bintang Radio RRI Kalsel 2019 yakni Wan Ainun Jumeina yang menjadi backing vocal serta seniman-seniman lainnya.
Penampilan dari tim kesenian Taman Budaya Kalsel dan mengenakan busana sasirangan ink pun tentunya cukup menjadi perhatian para pengunjung yang hadir saat itu.
"Yang kami tonjolkan dalam pementasan ini adalah madihin dengan garapan baru dan berbeda. Madihin kami kemas dalam komposisi musik tradisi dengan irama Melayu," ujar Lupi Anderiani selaku komposer.
