Berita Tabalong
Kadis LH Tabalong Rowi Minta Kerusakan Lingkungan Akibat Batu Bara di Haruai Harus Diperbaiki
Suriani Kepala BPD Desa Bongkang mengatakan saat ini perusahaan tambang sudah tidak dioperasikan lagi, dan adanya tumpukan batu bara itu.
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Warga Desa Bongkang Kecamatan Haruai sempat mengajukan keluhan ke Dinas Lingkungan Hidup dengan adanya bau yang menyengat. Bau ini berasal dari batu bara yang menumpuk dan mengeluarkan asap karena terkena panas dan seperti akan terbakar.
Suriani Kepala BPD Desa Bongkang mengatakan saat ini perusahaan tambang sudah tidak dioperasikan lagi, dan adanya tumpukan batu bara itu warga mengharapkan adanya solusi.
Dampak lingkungan lain adalah adanya lubang yang menjadikan air tergenang dan ada pula yang menutup saluran air sehingga air masuk ke lahan perkebunan warga.
“Kami berharap adanya solusi untuk menangani dampak lingkungan tersebut,” ujarnya.
• Alami Sengketa Tanah, Puluhan Anggota Kelompok Tani Minta Bantuan Komisi I DPRD Kalsel
• HSU Raih Penghargaan Pengelolaan DAK Fisik dan Dana Desa, Diterima Bupati Wahid dari Gubernur Kalsel
• Tuak Puluhan Liter Diamankan Satpol PP Banjarbaru di Guntung Manggis, Penjual Berhasil Kabur
Suriani menambahkan saat ini warga juga tengah melakukan mediasi mengenai ganti rugi untuk lahan perkebunan yang tergenang air dan pohon karet yang mati akibat terlalu lama terendam.
Dinas Lingkungan Hidup sudah melakukan pengecekan dan melihat dampak lingkungan lainnya. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Rowi Rawatianice mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan dan mereka telah bersedia untuk menangani kerusakan lingkungan.
Rowi mengatakan tumpukan batubara itu bukan dari sisa pekerjaan perusahaan namun ada oknum pekerja yang menggali sendiri yang mengaku masih ada pembayaran yang belum terselesaikan dan menjual batu bara tersebut jika tidak terselesaikan.
“Kami mengusulkan untuk ada penimbunan agar batubara tersebut tidak lagi menjadi penyebab timbulnya bau yang mengganggu masyarakat,” ungkapnya. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)
