BPost Cetak
Demi Beri Layanan Gratis Hapus Tato untuk Masyarakat, Deddy Rela Beli Alat Puluhan Juta
Deddy Purnomo sejak awal 2019 lalu ayah tiga anak ini membuka layanan penghapusan tato secara cuma-cuma
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Menjalankan usaha tak selamanya mencari laba. Inilah prinsip seorang Deddy Purnomo dalam menjalankan beragam usahanya.
Sejak awal 2019 lalu ayah tiga anak ini membuka layanan penghapusan tato secara cuma-cuma. Ini bagian dari derma sosial dari usaha klinik kecantikan miliknya yang berkantor pusat di depan Tugu PKK, Jalan Pancasila, Kota Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala).
Sedikitnya 90 orang yang telah tertangani (remove tatto). Saat ini yang masih dalam penanganan sebanyak 30 orang.
Ini mengingat penghapusan tato tak bisa dilakukan secara instan, tapi bertahap hingga berpekan-pekan, bahkan berbulan-bulan.
• Citra Kirana Akad di Bandung
• Lebih Menguntungkan, UPPB Pelita Abadi Ajak Petani Jual Karet Kering, Targetkan 200 Ton per Bulan
• Menhan Prabowo Tak Hadiri Reuni Akbar 212, Berikut Alasannya Eks Suami Titiek Soeharto Ini
Kebetulan ia berprofesi sebagai seorang polisi (brigadir)--Banit Satuan Binmas Polres Tala--Deddy memperluas layanan hapus tato gratis tersebut bekerjasama dengan Polres Tala sejak era kepemimpinan Kapolres AKBP Sentot Adi Dharmawan SIK MH hingga sekarang.
“Jadi sekarang bagi yang ingin menghapus tato bisa datang ke Klinik kami atau ke Mapolres Tala,” tandas lelaki kelahiran Pelaihari Januari 1986 ini,” Minggu (1/12).
Jadwal layanan tiap Senin dan Kamis mulai pukul 09.00 Wita. Tapi lantaran keterbatasan peralatan (cuma satu alat), hanya dua orang (pasien) yang mampu ditanganinya setiap hari.
Tenaganya yakni Deddy dan satu orang rekannya di Binmas (urkes polres) serta Tim Ghanisa dari klinik kecantikan miliknya.
Sang istri, Hj Rifatul Minnah, juga selalu terlibat karena merupakan tenaga ahli kecantikan di klinik tersebut. “Saya dapat ilmu menghapus tato juga belajar dari istri. Menghapus tato perlu keahlian khusus, tak bisa dilakukan secara otodidak,” tandas Deddy.
Perlengkapan penghapus tato pun tak murah, harganya puluhan juta dan bahkan hingga ratusan juta. Klinik kecantikan milik Deddy memiliki satu unit alat senilai Rp 45 juta.
Meski investasinya tak murah, namun Deddy tak merasa rugi memberikan layanan tersebut. Baginya, itu sarana mendekatkan diri dan membantu masyarakat yang ingin ‘hijrah’ namun terkendala biaya.
Dikatakannya, menghapus tato memang mahal. Jika dilakukan di layanan umum (komersil), biayanya sekitar Rp 200 ribu per sentimeter.
Dapat dibayangkan betapa banyak uang yang mesti disiapkan jika selujur tubuh dipenuhi tato.
“Pernah ada orang bertato yang tanya-tanya di klinik komersil, biayanya mencapai Rp 50 juta.Kasihan. Itulah mengapa saya tergerak hati untuk membantu orang-orang yang ingin hijrah seperti itu,” tuturnya.
Mengenai prosedur layanan hapus tato, Deddy menuturkan peserta lebih dulu melengkapi persyaratan keterangan bebas HIV, diabetes, dan hepatitis.