Breaking News

Berita Tanahlaut

Pengrajin di Tanahlaut Ini Manfaatkan Limbah Kayu Ulin Jadi Perabot Rumah Tangga, Begini Hasilnya

Dikenal sebagai daerah penghasil kayu ulin, membuat Amang Udin tak mau ketinggalan mengais rejeki dari sumber daya alam Bumi Tuntung Pandang tersebut.

Penulis: Milna Sari | Editor: Didik Triomarsidi
Jony Fink untuk Banjarmasinpost.co.id
Amamh Udin membuat cobek dari limbah kayu ulin. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Dikenal sebagai daerah penghasil kayu ulin, membuat Amang Udin tak mau ketinggalan mengais rejeki dari sumber daya alam Bumi Tuntung Pandang tersebut.

Dengan tangan terampilnya, Amang Udin panggilan akrabnya mahir menyulap limbah kayu ulin menjadi berbagai perlengkapan rumah tangga. Mulai dari lesung, cobek, spatula, ulekan, piring kecil dibuang dengan peralatan seadanya.

Ya lesung, alat menumbuk bahan dengan cara tradisional ini masih menjadi salah satu hasil karya Amang Udin.

"Kalau ada bahan kayu ulin yang masih besar bisa dibuat lesung," ujar Amang kepada Banjarmasinpost.co.id, Senin (16/12/2019).

VIRAL, Lurah Jelambar Dipecat Anies Buntut dari Perbuatannya Rendam Honorer PPSU DKI di Got Keruh

Video Sarwendah Tepis Tangan Betrand Peto yang Mau Memeluknya, Aksi Istri Ruben Onsu Viral Lagi

Pemko Banjarmasin Ancam Cabut Izin Parkir Duta Mall, Hendra: Bulan Depan Harus Lunasi Rp 1,7 Miliar

Kayu ulin biasanya terang Amang, ia dapat dari pengrajin pagar di Desa Sabuhur. Setelah diolah menjadi pagar, sisa bahan diolah menjadi perabot rumah tangga.

"Sisa kayu ulin ini sangat sayang jika tidak dimanfaatkan hingga bernilai ekonomis, terlebih harganya juga sudah mahal," tambahnya.

Tiga tahun menjalankan usaha kerajinan dari limbah kayu ulin kini hasil karya Amang Udin yang dijual di showroom nya di Desa Kandangan Lama, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut Kalimantan Selatan ini juga dijualn ke rumah-rumah dan melalui media sosial.

"Sementara anak saya yang jual di Facebook nya Jony Fink," tambahnya.

Meski kerajinan di daerah tambah Amang ia tak mau tak memanfaatkan teknologi. Terbukti kini pembeli perabot dari kayu ulin Amang Udin datang dari berbagai kota dan kabupaten di Kalsel serta dari pulau Jawa.

"Alhamdulillah sudah dibeli dari luar pulau juga," ujarnya.

Perabot berbahan dasar kayu ulin terang Amang Udin jelas memiliki kualitas yang jauh lebih baik dibanding perabot dari kayu biasa, tanah dan batu.

Cobek misalnya ujar Amang akan sangat baik jika dari kayu ulin karena tidak akan mudah berjamur dan tidak akan luntur.

Namun saat ini diakui Amang, dirinya juga masih kesulitan untuk pemasaran hasil pengolahan limbah kayu ulin tersebut.

"Semoga nanti ada wadah yang bisa menampung kami untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan pengolahan kayu ulin," ujar Amang.

(Banjarmasinpost.co.id/Milna)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved