BPost Cetak

Lestarikan Alat Musik Suku Dayak, Raji Bikin Kurung-kurung Agar Tidak Punah

Dengan sabar Ahmad Raji membikin alat musik tradisional Kurung-kurung. Alat musik dari suku Dayak ini hampir punah karena minimnya pemain

Penulis: Milna Sari | Editor: Hari Widodo
BPost Cetak
Dengan sabar Ahmad Raji membikin alat musik tradisional Kurung-kurung. Alat musik dari suku Dayak ini hampir punah karena minimnya pemain. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Dengan sabar Ahmad Raji membikin alat musik tradisional Kurung-kurung. Alat musik dari suku Dayak ini hampir punah karena minimnya pemain.

Raji adalah salah satu dari segelintir pembuat Kurung-kurung di Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan.

“Kalau yang paling muda memang saya. Sedangkan lainnya sudah renta,” ujar warga Desa Ranggang RT 9 Kecamatan Takisung tersebut kepada BPost, Sabtu (7/3).

Membuat Kurung-kurung bagi Raji sudah seperti hobi. Ia mengenal alat musik tersebut sejak kecil. Kakeknya yang mengajari.

Ditengah Merebak Virus Corona, Raja Salman Tahan Adik dan Kemenakan

Lanal Kotabaru Periksa Kapal Singapura, Suhu Tubuh ABK SSE Jerome Dicek dengan Thermo Gun

Musibah Dialami Ayu Ting Ting, Muncul Api di Rumah Saat Ada Bilqis & Sohib Nikita Mirzani

Penampilan Merry Seperti Wanita Diungkap Raffi Ahmad, Tangis Asisten Suami Raffi Nagita Karena Ini

Tak hanya memaikan Kurung-kurung, Raji pun membikinnya. “Kalau tidak ada lagi yang membuat, darimana generasi berikutnya tahu dengan Kurung-kurung,” ujarnya.

Kurung-kurung terbuat dari batang bambu yang diberi pemberat di ujung bawahnya. Bagian dalam ruas bagian bawah diberi kayu ulin agar terdengar nada atau musik jika batang bambu dientakkan ke tanah.

“Kalau saat pertunjukan, Kurung-kurung perlu dimainkan secara bergantian karena berat. Sakit bahu mengangkat dan mengentakkannya terlalu sering,” ujarnya.

Oleh karena itu Raji berinovasi membuat alat musik Kurung-kurung yang lebih ringan namun suara tetap oke.

Diameter bambu diperkecil sehingga kayu ulin di dalam batang juga diperkecil. Alhasil alat musik Kurung-kurung juga menjadi lebih ringan.

“Kalau terlalu berat seperti punya kakek saya, khawatirnya tidak ada yang mau memainkan dan sulit untuk belajar,” sebut anggota kesenian musik Kurung-kurung Hantak ini.

Membikin Kurung-kurung tergolong sulit. Makanya Kurung-kurung yang dibikinnya lebih ringan berbulan-bulan belum juga selesai. Itu karena dia harus menyetel suara.

Bagian dari Kurung-kurung yakni supakan, giliran, sumpal, suai, ilai, butuh itik dan kikil dibuat secara perlahan bersama teman-teman.

“Ada yang bantu-bantu juga, tapi sesama teman-teman pemain Kurung-kurung juga,” ujarnya.

Demi memastikan suara yang dihasilkan berkualitas, Raji tak jarang membandingkannya dengan Kurung-kurung bikinan kakek dan ayahnya. Kurung-kurung kakeknya telah berusia ratusan tahun.

Band Kotak Tampil di Atas Tongkang di Sungai Martapura Banjarmasin

Korea Utara Bakal Tembak Warga China yang Melanggar Perbatasan Cegah Masuknya Virus Mematikan Corona

Siswa Ini Kaget Luar Biasa, Nyatakan Cinta ke Guru Fisika di kelas Ternyata Diterima, Lulus Menikah

Untuk membuat Kurung-kurung dia mengambil bambu yang banyak tumbuh di Desa Ranggang. Sedangkan kulit paikat atau rotan yang dijadikan pegangan Kurung-kurung dibeli dari pedagang. Satu Kurung-kurung bisa menghabiskan banyak kulit paikat.

Dari apa yang dilakukannya bersama teman-teman, Raji berharap agar musik tradisional ini bisa terus lestari.

“Makanya anak saya juga saya ajarin main Kurung-kurung,” ujarnya. (banjarmasinpost.co.id/milna sari)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved