Kalselpedia
Kalselpedia: Sejarah Pembangunan Stadion 17 Mei Banjarmasin Kalsel
Stadion 17 Mei Banjarmasin adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan acara olahraga.
Penulis: Khairil Rahim | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, Kalselpedia - Stadion 17 Mei Banjarmasin adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan acara olahraga.
Di dalamnya terdapat lapangan atau pentas yang di kelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton.
Stadion 17 Mei yang berada di Jalan Jafri Zamzam ini dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan langsung oleh Gubernur Kalimantan Selatan Soebardjo.
Nama 17 Mei dipilih dari sejarah perjuangan rakyat Kalsel yang berperan penting dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.
Stadion ini awalnya merupakan lapangan sabuk (limbah sisa potongan kayu) dan tanah bekas sungai yang mengering.
• Kalselpedia: Tugu Perjuangan 7 Februari Pagatan Tanahbumbu
• Kalselpedia: Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel, Berdiri di Banua Mei 2018
Pembangunan stadion ini juga diiringi dengan adanya lintasan lari atletik, arena lompat jauh.
Tribun penonton yang terbuat dari kayu.
Jika dikalkulasikan stadion ini sudah beberapa kali mengalami renovasi.
Pertama kali tahun 1984, ditandai dengan dibuatkan tembok pengaman di sekeliling stadion.
Selain itu. kapasitas tribun di bagian barat juga ditambah sehingga bisa menampung 2.000 tempat duduk.
Stadion ini kembali mengalami pembenahan pada tahun 1995.
Kali ini rumput lapangan mengalami perbaikan.
Selain itu juga dilakukan perbaikan instalasi listrik, air, toilet.
Pengadaan pompa penyiram rumput untuk menjaga kualitas lapangan.
Renovasi kedua pada tahun 1995 tersebut tidak lepas dari dukungan PT Barito Timber Group (perusahaan kayu yang kala itu sedang berjaya).
Bantuan tersebut muncul sebagai hadiah atas prestasi fenomenal yang diraih Barito kala berhasil menembus semifinal Liga Dunhill 1.
Stadion ini kembali mengalami perombakan pada tahun 2007.
Ditandai dengan ditambahnya kapasitas tempat duduk menjadi 15.000 kursi penonton.
Perombakan ini dilakukan dalam rangka menyambut Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) yang diselenggarakan di Banjarmasin dan dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kala itu.
Stadion ini kembali mengalami renovasi pada tahun 2010.
Hingga akhirnya pada tahun 2013, stadion ini kembali dirombak. Kapasitas ditambah menjadi 30.000 tempat duduk.
Perombakan ini mengiringi keberhasilan Barito Putera yang promosi ke kasta tertinggi Liga Indonesia.
Untuk memenuhi standar yang ditetapkan PSSI, stadion pun dirombak.
Barito Putera harus mengungsi selama satu musim ke Stadion Demang Lehman, Martapura.
Setelah tujuh tahun tanpa tersentuh perbaikan, pada 2019 Stadion 17 Mei kembali mendapat bantuan renovasi dari pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Pertama yang dilakukan operasi adalah bagian utama atau Tribun VVIP dan kamar ganti pemain.
Direnovasi sejak April 2019, Tribun utama Stadion 17 Mei Banjarmasin sudah dianggap rampung dengan biaya Rp 13 miliar.
Katanya renovasi itu hanya tahap 1.
Pada tahun 2020 kembali dianggarkan untuk melakukan renovasi tahap 2, namun tidak akan ditangani oleh Dinas Pemuda dan Olahraga.
Renovasi yang mencakup tribun tertutup barat dan timur, serta rumput dan ruangan penunjang tersebut akan dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahaan (PUPR) Kalsel.
Pembangunan tahap II mengeluarkan anggaran sebesar Rp 47 milliar.
Dispora dalam proyek tersebut hanya akan menangani pembebasan lahan yang berdekatan dengan tribun tertutup di bagaian timur stadion.
Banjarmasin post.co.id/Khairil rahim
