Wabah Virus Corona

Lahir di Wuhan Lalu Menyebar ke 150 Negara, Virus Corona Ternyata Bukan Rekayasa Genetika, Buktinya?

Lahir di Wuhan Lalu Menyebar ke 150 Negara, Virus Corona Ternyata Bukan Rekayasa Genetika, Buktinya?

Editor: Didik Triomarsidi
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi virus corona, SARS-CoV-2, Covid-19. Analisis data urutan genom publik dari virus corona, SARS-CoV-2 tidak menemukan bukti Virus Corona dibuat di laboratorium. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Virus corona awal mulanya lahir di kota Wuhan, China pada tahun 2019, setelah itu menyebabkan epidemi Covid-19 skala besar yang menyebar ke lebih dari 150 negara di dunia.

Banyak spekulasi yang menyatakan virus yang juga disebut covid-19 hasil pengembangan di laboratoriam di Wuhan China.

Namun baru-baru ini, analisis data urutan genom publik dari virus corona, SARS-CoV-2 malah tidak ditemukan bukti epidemi virus penyebab Covid-19 itu dibuat di laboratorium.

"Dengan membandingkan data urutan genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menyatakan SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research, melansir Science Daily, Rabu (18/3/2020).

Tata Cara Shalat Zuhur Pengganti Shalat Jumat, Imbas Ditiadakan Sementara demi Cegah Virus Corona

Kapan Virus Corona Berakhir? Ustadz Abdul Somad Jelaskan Awal-Akhir Wabah Penyakit di Negeri Muslim

Maia Estianty Putuskan Berpisah dari Irwan Mussry, Ibu Al El Dul Bicara Isolasi Cegah Virus Corona

Makalah yang diterbitkan di Nature Medicine ini, berjudul The proximal origin of SARS-CoV-2. Selain Andersen, penelitian ini juga melibatkan sejumlah peneliti.

Di antaranya Robert F. Garry dari Tulane University, Edward Holmes dari University of Sydney, Andrew Rambaut dari University of Edinburgh, dan W. Ian Lipkin dari Columbia University.

Virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit dengan tingkat keparahan yang luas.

Di antaranya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003 lalu di China dan wabah yang terjadi di Arab Saudi dengan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).

Sementara Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 semakin meluas, sejak pihak berwenang China melaporkan wabah ini ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019 lalu.

Hingga saat ini, lebih dari 199.000 orang di seluruh dunia terinfeksi virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, Covid-19. Bahkan, angka kematian akibat virus ini telah mencapai hampir 8.000 kasus.

Tak lama setelah epidemi dimulai, para ilmuwan China mengurutkan genom SARS-CoV-2 dan membuat data tersedia bagi para peneliti di seluruh dunia.

Data sekuens genomik yang dihasilkan menunjukkan pemerintah China dengan cepat mendeteksi epidemi. Namun, jumlah kasus Covid-19 terus meningkat karena penularan dari manusia ke manusia setelah satu kali pengantar ke populasi manusia.

Andersen berkolaborasi dengan beberapa lembaga penelitian lain menggunakan data sekuensing ini untuk menjelajahi asal-usul dan evolusi SARS-CoV-2 dengan fokus pada beberapa fitur khas virus.

Para ilmuwan menganalisa template genetik pada spike protein virus, armature di bagian luar virus yang digunakan untuk mengambil dan menembus dinding luar sel manusia dan hewan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved