Berita Internasional
Akhirnya Spekulasi Virus Corona dari Wuhan Rekayasa Genetika Terjawab, Peneliti Beberkan Ini
Awalnya, Virus Corona lahir di Kota Wuhan, China pada tahun 2019. Setelah itu menyebabkan epidemi Covid-19 skala besar yang menyebar
BANJARMASINPOST.CO.ID - Awalnya, Virus Corona lahir di Kota Wuhan, China pada tahun 2019. Setelah itu menyebabkan epidemi Covid-19 skala besar yang menyebar ke lebih dari 150 negara di dunia.
Penyebaran Virus Corona ini memunculkan banyak spekulasi yang menyatakan Covid-19 hasil pengembangan di laboratoriam di Wuhan China.
Namun, baru-baru ini, analisis data urutan genom publik dari Virus Corona, SARS-CoV-2 malah tidak ditemukan bukti epidemi virus penyebab Covid-19 itu dibuat di laboratorium.
"Dengan membandingkan data urutan genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menyatakan SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research, melansir Science Daily, Rabu (18/3/2020).
• Virus Corona Ternyata Mudah Dihancurkan dengan Cairan Ini, Ahli Virus : Khusus di Luar Tubuh
• Virus Corona Mewabah, Korut Malah Tembakkan Rudal, Korsel Bereaksi pada Negara Kim Jong Un Itu
• Dampak Virus Corona (Covid-19), KPU Umumkan Penundaan Pilkada 2020 Hari Ini
• Puasa & Idulfitri dalam Masa Darurat Virus Corona, BNPB Perpanjang Kondisi Darurat Jadi 91 Hari
• Fakta Tak Terduga Tingkat Kematian di Wuhan China Akibat Virus Corona, Bandingkan dengan Indonesia!
• Anang & Ashanty Sterilkan Tamu di Rumahnya, Ayah Aurel Hermansyah Wajibkan Ini demi Cegah Corona
Makalah yang diterbitkan di Nature Medicine ini, berjudul The proximal origin of SARS-CoV-2. Selain Andersen, penelitian ini juga melibatkan sejumlah peneliti.
Di antaranya Robert F. Garry dari Tulane University, Edward Holmes dari University of Sydney, Andrew Rambaut dari University of Edinburgh, dan W. Ian Lipkin dari Columbia University.
Virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit dengan tingkat keparahan yang luas.
Di antaranya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003 lalu di China dan wabah yang terjadi di Arab Saudi dengan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).
Sementara Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 semakin meluas, sejak pihak berwenang China melaporkan wabah ini ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019 lalu.
Hingga saat ini, lebih dari 199.000 orang di seluruh dunia terinfeksi virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, Covid-19. Bahkan, angka kematian akibat virus ini telah mencapai hampir 8.000 kasus.
Tak lama setelah epidemi dimulai, para ilmuwan China mengurutkan genom SARS-CoV-2 dan membuat data tersedia bagi para peneliti di seluruh dunia.
Data sekuens genomik yang dihasilkan menunjukkan pemerintah China dengan cepat mendeteksi epidemi. Namun, jumlah kasus Covid-19 terus meningkat karena penularan dari manusia ke manusia setelah satu kali pengantar ke populasi manusia.
Andersen berkolaborasi dengan beberapa lembaga penelitian lain menggunakan data sekuensing ini untuk menjelajahi asal-usul dan evolusi SARS-CoV-2 dengan fokus pada beberapa fitur khas virus.
Para ilmuwan menganalisa template genetik pada spike protein virus, armature di bagian luar virus yang digunakan untuk mengambil dan menembus dinding luar sel manusia dan hewan.
Lebih spesifik, para ilmuwan ini berfokus pada dua fitur penting dari bagian spike protein virus.
Di mana domain pengikat reseptor (RBD), sejenis pengait yang menempel pada inang dan situs pembelahan, pembuka molekul yang memungkinkan virus untuk membuka celah kemudian memasuki sel inang.

• Fakta Tak Terduga Tingkat Kematian di Wuhan China Akibat Virus Corona, Bandingkan dengan Indonesia!
• Ustadz Abdul Somad: Masjid Ditutup, Kenapa Airport Tidak? UAS Sentil Penanganan Virus Corona
• Puasa & Idulfitri dalam Masa Darurat Virus Corona, BNPB Perpanjang Kondisi Darurat Jadi 91 Hari
• Virus Corona Mewabah, Korut Malah Tembakkan Rudal, Korsel Bereaksi pada Negara Kim Jong Un Itu