Berita Banjar
Wakili Banjar di Provinsi, Begini Koptan Halatung Banjar Budidayakan Ternak Itik dan Jeruk
Wakili Banjar di Provinsi, Begini Koptan Halatung Banjar Budidayakan Ternak Itik dan Jeruk
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJAR - Beternak itik dengan memanfaatkan limbah kotorannya sebagai pupuk kandang untuk tanaman jeruk, menjadi teknik budidaya yang dilakukan kelompok tani ternak Halatung.
Kelompok tani ternak Halatung yang berdomisili di Desa Tambak Danau, Kecamatan Astambul, ini mewakili Kabupaten Banjar sebagai peserta lomba kelompok tani ternak itik tingkat provinsi.
Kemarin kelompok ini dinilai oleh tim penilai dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan.
Tim penilai dari Disbunnak provinsi didampingi Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar. Hampir seluruh anggota kelompok hadir saat dilakukan penilaian di sekretariat kelompok tani yang berada tidak jauh dari wisata religi Kelampayan ini.
• Kompor Terlalu Panas, Teko Meleleh Lalu Rumah Katusri di Pelaihari Dilalap Si Jago Merah
• Api Mengamuk di SMPN 2 Pelaihari, 1 Ruang Guru Hangus Dilalap Sijago Merah
• Dinyatakan Positif Covid-19, Ini Riwayat Bepergian Kedua Pasien Warga Palangkaraya, 1 Pulang Umrah
• Virus Corona Merebak, Pengunjung Rumah Makan Menurun 30 Persen
Kelompok tani yang dibentuk pada tahun 2004 ini memiliki 35 orang anggota. M. Naufal sebagai ketua kelompok sekaligus peternak milenial menjelaskan bahwa kelompok ini menggunakan itik sebagai jenis usaha dengan menjual telurnya dan itik yang sudah afkir.
"Untuk pemasaran produk, terutama telur itik tidak menemui kesulitan. Malah pedagang pengumpul telur itik yang datang sendiri," ujarnya.
Pedagang biasanya menjual telur itik di pinggiran Jalan Ahmad Yani. Sebanyak 1.495 ekor itik terdiri dari 60 ekor pejantan dan 1.435 ekor betina.
Tidak hanya itik, padi dan jeruk juga menjadi lahan usaha pada kelompok ini. Dari segi penanganan limbah, terutama kotoran ternak, sebagian besar dipergunakan sendiri sebagai pupuk untuk tanaman yang dibudidayakan.
Tidak ada kandang tersendiri atau komunal untuk kelompok ini, karena masing-masing anggota merawat itik mereka sendiri.
• Daftar Pejabat Pemerintah yang Positif Virus Corona (Covid-19) Selain Bima Arya, Wali Kota Bogor
• Pasien Positif Covid-19 di Palangkaraya Sempat Dipulangkan, Ini Alasan Direktur RS Doris Sylvanus
• Desakan Ashanty untuk Pemerintah Jokowi, Istri Anang Hermansyah: Jangan Tunggu Corona Makin Parah
Dari 35 anggota kelompok, 20 orang memiliki itik rata-rata 50 60 ekor. Sedangkan untuk ketuanya memiliki 200 ekor itik.
Bila terjadi masalah pada salah satu ternak yang dimiliki oleh anggota, maka ketua kelompok akan mengadakan musyawarah dalam penanganannya. (banjarmasinpost.co.id/nurholis huda)