Berita Kabupaten Banjar
Ojek Mahal, Guru Tuna Netra Martapura Lakukan Ini ke Tempat Mengajar
Menghemat pengeluaran, Pihani numpang angkutan pelajar yang tiap pagi selalu berhenti di kompleks permukiman disabilitas netra di Kota Banjarbaru.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Muhammad Pihani, lajang berusia 33 tahun ini hingga sekarang tetap semangat mengabdi sebagai seorang guru di Sekolah Luar Biasa Negeri 3 Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ( Kalsel ).
Meski tak mudah menjangkau tempatnya mengajar, namun lelaki yang berasal dari Limpahung, Birayang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, ini tak pernah mengeluh.
Tak berfungsinya kedua bola matanya, tidak menjadi perintang baginya.
Tiap hari, sejak subuh, dia telah sibuk beraktivitas mempersiapkan diri.
• Fasilitas di Kampung Tuna Netra Banjarbaru Serba Gratis
• Keahlian Pijat Warga Kampung Tuna Netra Banjarbaru Akan Ditingkatkan
• Andalkan Pendapatan dari Pijat, Begini Kondisi Kampung Tuna Netra saat Sepi Pasien
• Tak Bisa Melihat, Tapi Tunanetra dari Kabupaten Banjar Ini Juara Nulis Cerpen
Maklum, tempat tinggalnya lumayan jauh dari SLBN 3 Martapura, jaraknya tak kurang belasan kilometer yang menyita waktu sekitar 20 menit.
Pihani sejak beberapa tahun lalu menempati kompleks perumahan disabilitas netra di kawasan Jalan Trikora, Banjarbaru.
Perumahan di tempat ini dibangun dari donasi kalangan pihak ketiga (swasta). terdapat cukup banyak unit rumah sederhana namun permanen di situ.
Di sebuah rumah di kompleks tersebut, Pihani tinggal seorang diri. Hampir tiap pagi ia mengandalkan jasa ojek daring/online (ojol) menuju tempatnya mengajar.
"Sekarang ongkosnya naik menjadi Rp 20.000. Sebelumnya hanya Rp 15.000-an. Sekarang, apa-apa serba naik," tuturnya.
Guna menghemat pengeluaran, kadang ia ikut menumpang angkutan pelajar yang kebetulan tiap pagi juga selalu drop (berhenti) di kompleks permukiman disabilitas setempat.

Namun kadang, ketika ada kesibukan, ia tak sempat lagi ikut numpang armada pelajar tersebut sehingga terpaksa naik ojol.
"Namanya numpang, ya risikonya ketinggalan kalau telat bersiap diri. Tapi tak mengapa, Alhamdulillah masih ada saja jasa ojol," tandasnya.
Sejak tahun 2009 lalu, Pihani mengajar di SLB-A Negeri 3 Martapura dengan status guru honor.
Ia mengajar pelajaran Teknik Informatika dan Komputer (TIK) serta kesenian.