Stok Beras di Kalsel
Jika Pandemi Begini, DPTH Kalsel Sebut Stok Beras di 4 Daerah Perlu Perhatian
Spekulan akan memborong beras di Kalimantan Selatan dengan harga tinggi jika krisis Pandemi Covid-19 masih terjadi.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
"Hal ini terjadi sesuai arahan Gubernur Kalimantan Selatan untuk pertanian bisa dua kali atau tiga kali panen, ditambah lagi Program Serasi yang masih diluncurkan untuk Kalimantan Selatan, tetap surplus penyangga padi," kata dia.
Berdasarkan estimasi pihaknya, produksi beras di Kalsel hingga panen sampai bulan April 2020, secara keseluruhan surplus diangka 87.497 ton.
Angka ini muncul setelah dilakukan perhitungan jumlah penduduk Kalsel sebanyak 4,2 juta jiwa lebih dengan konsumsi berasnya memerlukan 33.425 ton per bulan.
Semantara, produksi beras di Kalsel adalah 102.700 ton. Setelah dikurangi, maka Kalsel masih surplus 87.000 ton per bulan.
"Ini adalah produksi dari 11 kabupaten, minus Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang luasannya sedikit," runutnya.
Dijelaskan Syamsir, sejauh ini ada tiga kabupaten yang produksi padi ya melimpah, yakni Kabupaten Tanahlaut, Kabupaten Baritokuala dan Kabupaten Banjar.
"Namun semisal kabupaten Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tapin dan sejenianya, mereka surplus namun mereka hanya bisa bertahan untuk Kabupaten kota sendiri," lontar Syamsir Rahman.
Karena itu sekali lagi dia menegaskan bahwa stok beras ini harus diamankan oleh kabupaten kota masing-masing.
Apalagi saat ini Banjarmasin sudah akan menerapkan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan termasuk daerah penyangganya. Karena itu pengamanan beras harus dilakukan.
Sementara, salah satu pedangan beras, Rohman menyatakan sementara ini masih aman saja adapun beras masih tersedia. "Gak tau kalau bulan depan ya, yang jelas beras masih aman saja nih untuk saat ini," kata dia. (Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)