Stok Beras di Kalsel
Jika Pandemi Begini, DPTH Kalsel Sebut Stok Beras di 4 Daerah Perlu Perhatian
Spekulan akan memborong beras di Kalimantan Selatan dengan harga tinggi jika krisis Pandemi Covid-19 masih terjadi.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Meski Kalimantan Selatan ( Kalsel ) surplus akan gabah atau beras, tapi selama pandemi Covid-19 yang tidak bisa diprediksi ujungnya sampai kapan, maka ketersediaan beras atau pangan menjadi prioritas kedua setelah kesehatan.
Sebab di saat krisis terjadi, maka tidak menutup kemungkinan spekulan akan memborong beras di Kalsel dengan harga tinggi.
Karena itu, sinyal ini harus diantisipasi oleh pemangku kebijakan kabupaten dan kota untuk memastikan stok tidak keluar ke daerah.
Sebab berdasar perhitungan di Dinas Pertanian Kalsel, diprediksi ketika pandemi Covid-19 terjadi satu bulan lagi, maka akan ada empat daerah yang perlu penanganan serius.
"Ada perhitungan, jika pandemi ini sampai bulan depan, maka Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru perlu penangan serius akan ketersediaan padi," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman, Selasa (21/4/2020).
Karena itu, Syamsir Rahman mengimbau kepada kabupaten yang kekurangan mereka harus bekerja sama dan dapat memenuhi dari Kabupaten kota yang surplus.
• Bagikan 1.000 Bungkus Beras Gratis, Ini Alasan Kodim 1003 Kandangan
• VIDEO Perpeo Kalsel Bagi 150 Paket Beras dan 1.000 Masker untuk Warga Tak Mampu
• DPD PDIP Kalsel Salurkan Bantuan Beras untuk Warga Terdampak Corona
• Dapat Bantuan Beras, Juhairiah Merasa Terbantu untuk Kebutuhan Pangan
• Pemko Banjarmasin Upayakan Warga Terdampak Corona Dapat Bantuan Pangan
• Bantuan Pangan untuk PKH dari Petani Lokal Kabupaten Tabalong
"Contoh Kota Banjarmasin, jika kekurangan bisa ambil Batola dan Tala. Untuk Banjarbaru, bisa mensuplai dari Tala Banjar dan Tapin. Untuk HSU, bisa mensuplai dari Tapin HSS dan Balangan. Untuk Tabalong, bisa mensuplai dari Tapin HSS dan Balangan. Maka kondisi pangan akan aman, " tandas Syamsir.
Hal itu dengan catatan agar masing masing wilayah kota dan kabupaten yang mengalami surplus aga memperhatikan dan mengamankan stok padi jangan sampai ke luar.
"Contoh Kabupaten Hulu Sungai Utara yang surplus, produksi padi ya bisa diamankan jangan sampai ke Kalimantan Timur. Daerah Kabupaten Tanahlaut dan Kabupaten Banjar yang produksi melimpah harus diamankan jangan sampai didistribusikan ke Kalimantan Tengah. Sebab, wabah Covid 19 pandemi ini tidak diketahui batasnya sampai kapan, maka stok pangan kita menjadi perhatian serius dan menjadi skala prioritas setelah kesehatan," Tandas Syamsir Rahman.
Dia berharap pimpinan wilayah, termasuk bupati dan wali kota dapat memperhatikan stok pangan di wilayah masing-masing.
"Apabila petani atau penghasil gabah atau beras ingin menjual ke Kalimantan Timur dengan harga yang lebih tinggi, maka pemerintah kabupaten dan kota di wilayahnya harus membantu petani dengan membelinya lebih dulu sebagai buffer stok," kata dia.
Disebutkan dia, stok pangan di Bulog tidak menjadi acuan pokok dalam
Pandemi ini, sebab sampai sekarang 15.000 ton yang ada di Kanwil Kalsel cabang Barabai dan Kantor Cabang Kotabaru itu untuk kebutuhan raskin.
Diuraikan Syamsir Rahman, secara keseluruhan, kondisi keamananan pangan khususnya beras cukup terjaga hingga akhir tahun sebab surplus 160.000 ton setelah panen di bulan Agustus 2020.
"Hal ini terjadi sesuai arahan Gubernur Kalimantan Selatan untuk pertanian bisa dua kali atau tiga kali panen, ditambah lagi Program Serasi yang masih diluncurkan untuk Kalimantan Selatan, tetap surplus penyangga padi," kata dia.
Berdasarkan estimasi pihaknya, produksi beras di Kalsel hingga panen sampai bulan April 2020, secara keseluruhan surplus diangka 87.497 ton.
Angka ini muncul setelah dilakukan perhitungan jumlah penduduk Kalsel sebanyak 4,2 juta jiwa lebih dengan konsumsi berasnya memerlukan 33.425 ton per bulan.
Semantara, produksi beras di Kalsel adalah 102.700 ton. Setelah dikurangi, maka Kalsel masih surplus 87.000 ton per bulan.
"Ini adalah produksi dari 11 kabupaten, minus Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang luasannya sedikit," runutnya.
Dijelaskan Syamsir, sejauh ini ada tiga kabupaten yang produksi padi ya melimpah, yakni Kabupaten Tanahlaut, Kabupaten Baritokuala dan Kabupaten Banjar.
"Namun semisal kabupaten Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tapin dan sejenianya, mereka surplus namun mereka hanya bisa bertahan untuk Kabupaten kota sendiri," lontar Syamsir Rahman.
Karena itu sekali lagi dia menegaskan bahwa stok beras ini harus diamankan oleh kabupaten kota masing-masing.
Apalagi saat ini Banjarmasin sudah akan menerapkan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan termasuk daerah penyangganya. Karena itu pengamanan beras harus dilakukan.
Sementara, salah satu pedangan beras, Rohman menyatakan sementara ini masih aman saja adapun beras masih tersedia. "Gak tau kalau bulan depan ya, yang jelas beras masih aman saja nih untuk saat ini," kata dia. (Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)