Kreativitas Dimasa Pandemi

Kisah Pemilik Bimbel di Banjarbaru Produksi APD untuk Tenaga Medis Covid-19

Guru Bahasa Inggris Reni tak menyerah dengan keadaan. Dia menyulap tempat bimbelnya untuk memproduksi APD yang didonasikan untuk tenaga medis Covid-19

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/nurholis huda
Reni Andrina Rahmawat pemilik bimbel ini memproduksi APD yang didonasikan untuk tenaga medis Covid-19. 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID BANJARBARU - Pandemi Covid-19 di Kalsel juga berimplikasi kepada sektor tertentu, termasuk di lembaga pendidikan kursus.

Semisal tempat bimbel bahasa asing, calistung (membaca, menulis, berhitung) hingga pelatihan tata boga yang dibuka oleh Reni Andrina Rahmawati di Jalan Sukarelawan, Loktabat Utara, Banjarbaru juga harus tutup sementara waktu karena pemerintah menganjurkan tak boleh mengumpulkan warga dalam jumlah banyak.

Karena itu pula, Reni Andrina Rahmawati, membuat donasi dan membanting stir sementara waktu untuk membantu membuat Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan oleh tenaga medis dalam mengatasi Covid-19.

Di rumah kursusnya, Jalan Sukarelawan, Loktabat Utara, perempuan yang akrab disapa Miss Reni mengubah kursusnya sementara waktu menjadikan areal tempat pengguntingan kain untuk APD.

Mandiri Syariah Region VII Banjarmasin Serahkan 30 APD ke RS Rujukan Covid-19

Pesawat Militer Hercules Angkut Ribuan APD Tiba di Bandara Syamsudin Noor

Aisyiyah Kalsel Peduli Petugas Medis Covid-19, Bantu APD Masker hingga Sembako

Perempuan berusia 37 tahun ini tampak sibuk mengukur dan menggunting lembaran kain spunbond sebagai bahan baku pakaian APD.

"Begini lah sekarang Mas. Biasanya saat bimbel ramai, rumah penuh dengan orang. Sekarang penuh dengan kain," kata Reni.

Dia mengaku mulai ikut terlibat memproduksi APD pada akhir Maret 2020, ketika para peserta bimbel dan kursusnya memilih untuk meliburkan diri karena mewabahnya Covid-19.

"Pada tanggal 23 April Pemko Banjarbaru meliburkan sekolah, mulai saat itu para orang tua tidak berani anaknya ikut bimbel. Lalu memilih libur," ujarnya.

Lanjutnya, keterlibatannya dalam memproduksi APD sendiri berawal dari rasa keprihatinannya terhadap minimnya stok APD untuk para tim kesehatan yang berada di garda terdepan dalam menangani pasien virus corona.

"Setelah itu, pada 28 Maret ada teman menghubungi saya. Katanya dia punya dana untuk membuat APD, tapi tidak punya SDM (sumber daya manusia). Pada hari itu juga, saya langsung mencari para tukang jahit untuk bisa bergabung," bebernya.

Reni menyampaikan, hanya dalam beberapa jam dirinya membagikan informasi tentang pencarian tenaga tukang jahit untuk pembuatan APD.

Ternyata, langsung ada 12 orang yang mengaku minat.

"Sampai sekarang kami jadi tim untuk memproduksi APD," ucapnya.

Dalam tim tersebut mereka berbagi tugas, di mana Reni memiliki tugas sebagai pengukur dan pemotong kain. Sedangkan yang lainnya bertugas untuk menjahit.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved