Wabah Virus Corona
Selama PSBB Pandemi Covid-19 Ada 400.000 Kehamilan Tidak Direncanakan di Indonesia
Akan ada 400.000 kehamilan yang tidak direncanakan selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) Pandemi Covid-19 Di Indonesia.
Editor: Nia Kurniawan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Bila pandemi Covid-19 berakhir ada potensi lonjakan angka kelahiran di Indonesia.
Kantor berita AFP yang berbasis di Perancis mewartakan, akan ada hingga 400.000 kehamilan yang tidak direncanakan selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ).
Pemberitaan AFP pada Selasa (19/5/2020) bersumber dari pernyataan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN).
Diberitakan klinik kesehatan kecil telah ditutup sementara, sedangkan dokter dan bidan membatasi jumlah kunjungan pasien selama lockdown parsial, istilah yang dipakai AFP untuk menyebut PSBB.
• Gadis 14 Tahun Hilang Keperawanan Di Gubuk Ladang Jagung, Berawal dari Facebook
• Bahar bin Smith Ditahan Hingga Tahun 2021, Langgar Syarat Khusus Asimilasi
• Bersetubuh Sebelum Sholat Subuh Di Bulan Ramadhan 1441 H, Sahur Atau Mandi Junub Dulu ?
Akibatnya, orang Indonesia kesulitan mengakses alat kontrasepsi.
AFP lalu mengutip pernyataan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, yang mengungkapkan penurunan penggunaan alat kontrasepsi.
"BKKBN mencatat penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan hal-hal itu kan wajar karena stay at home, mereka juga tidak datang karena physical distancing, kemudian klinik-klinik juga banyak yang tutup, karena memang dia ada yang tidak bersiap di masa pandemi ini, kemudian dia takut melayani," demikian pernyataan lengkap Hasto kepada Kompas.com Sabtu (9/5/2020).
Media yang didirikan sejak 1835 itu kemudian mengutip BKKBN yang memperkirakan akan ada 420.000 bayi lahir pada awal tahun depan di Indonesia.
Prediksi ini didasarkan pada estimasi penurunan penggunaan alat kontrasepsi hingga 10 persen, sementara jumlah pengguna kontrasepsi di seluruh Indonesia ada di kisaran 28 juta orang.
"Kalau sekarang yang KB pakai alat kontrasepsi itu 28 juta pasangan, kalau menurun 10 persen saja itu berarti ada 2,8 juta yang biasanya pakai sekarang tidak pakai," terang Hasto.
"Kemudian 2,8 juta itu, yang hamil kan 15 persen (berdasarkan rumus yang dipakai), sekitar 420 orang.
• Tante Ernie Viral Mirip Yuni Shara Digoda Hotman Paris, Ramai Reaksi Netizen
• Zaskia Gotik dan Sirajuddin Mahmud Mesra di Rumah Mewah, Imel Putri Cahyati Jualan
Itu sangat signifikan, karena di Indonesia jumlah persalinan kan setahun 4,8 juta rata-rata.
Kalau naik 420.000 saja selama 3 bulan, kan sudah lumayan," lanjutnya. Lonjakan angka kelahiran ini dikhawatirkan dapat memperburuk kasus stunting serta meningkatnya angka kematian ibu dan bayi.
"Angka kematian bayi-kematian ibu juga pasti akan terjadi di antara (kehamilan) itu, pasti ada. Jadi kita yang angka kematian ibunya tinggi, 305/100.000 kelahiran hidup di Indonesia, kita ingin sekali itu jangan sampai naik, harus turun," ucap Hasto.
AFP pun turut memberitakan langkah antisipasi yang ditempuh BKKBN, yakni membagikan alat-alat kontrasepsi seperti intrauterine devices (IUD) ke para penduduk yang membutuhkan.
• Luna Maya Rela Lakukan Ini Soal Kesediaan Ariel NOAH, Sosok Ini Ubah Semuanya
