Berita Kabupaten Banjar
Lebaran Ini, Penjual Klepon Tepi Jalan di Martapura Cuma Mampu Jual Segini
Wabah corona atau Covid-19 membuat pedagang yang berjualan klepon di tepi Jalan Martapura mengalami penurunan lebih 50 persen.
Penulis: Siti Bulkis | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Wabah virus corona atau Covid-19 membuat sepi pembeli kue klepon yang dijual para pedagang di tepi Jalan A Yani Km 39, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Seorang pedagang klepon, Wahyudin (48), warga Jalan Taisir RT 4 RW 5, Kota Martapura, mengaku sudah lima tahun berjualan kue tradisional tersebut.
"Ambil dari perusahaan rumahan. Tidak bikin sendiri," ujarnya kepada Banjarmasinpost.co.id, Rabu (27/5/2020).
Menurutnya, Lebaran hari kedua dan ketiga pada tahun lalu bisa menjual 300 kotak per hari.
"Di hari kedua dan ketiga Lebaran, panen jualan karena banyak orang yang ziarah ke Sekumpul. Sehari, habis laku terjual 300 kotak," ujarnya.
Ia mengatakan, banyak yang membeli itu orang dari luar daerah yang datang ke sini.
• Penjual Kembang di Kota Martapura Sebut Lebaran Ini Sepi Pembeli
• Pasar Ahad Kertak Hanyar Disidak Dandim Martapura, Bubarkan Kerumunan Ingatkan Masker
• Peziarah ke Desa Tungkaran Kabupaten Banjar Terpaksa Putar Balik
• VIDEO Masih Ada Pedagang Langgar Aturan Jam Berdagang di Pasar Martapura
Namun semenjak adanya wabah virus corona di Kalimantan Selatan, hari kedua Lebaran sekaran ini hanya menjual 40 kotak. Hari ketiga menjual 50 kotak. "Tidak menargetkan banyak menjual karena kondisi seperti ini," terang Wahyudin.
Kondisi saat ini memang membuat Wahyudin memilih untuk tidak mengambil dan menjual klepon banyak. Sebab, tidak ada orang yang datang ziarah ke sekumpul.
Senada dikatakan Mama Laili (40), penjualannya sepi. Tahun lalu mampu menjual kelepon sebanyak 200 kotak.
"200 kotak itu pas Lebaran," ujarnya.
Sekarang, di hari kedua Lebaran, membuat kelepon sebanyak 30 kotak. Namun, hanya laku terjual 22 kotak.
"Itupun juga menjualnya berdua bersama suami. Suami yang menjajakan di lampu merah Sekumpul, saya menjual di meja," ungkapnya.
Suami Mama Laili, Hairani (50) membantu istrinya berjualan dikarenakan tidak ada upahan untuk menjadi tukang bangunan.
Menurut pengakuannya, pernah juga tidak habis sehingga tidak balik modal. Terpaksa cari tambahan modal kembali untuk membuat klepon supaya bisa berjualan. "Kalau hari ini tidak habis jualan, mungkin besok libur dulu," ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Siti Bulkis)
